Shanti menerima laporan lagi tentang kedua anak balita yang diberikan tepung super. Keduanya masih diberikan makan bubur hingga 2 minggu berturut – turut. Namun anak pertama sedang sakit flu dan batuk selama semingu belakangan, sehingga susah makan. Sedangkan anak kedua makan bubur hanya sedikit – sedikit.
Tanggal 02 Juni 2024 berat badan mereka kembali
ditimbang. Anak pertama pada minggu pertama, berat badannya naik 700 gram. Sementara pada minggu kedua, ketika anak sedang sakit, mengalami penurunan
BB sebesar 500 gr. Sakit membuat berat badan anak turun dengan cepat.
Anak kedua pada minggu pertama mengalami kenaikan berat badan sebesar 100 gram. pada minggu kedua berat badannya kembali naik sebesar 300 gr.
Bila dibandingkan dengan catatan BB mereka di KMS (kartu menuju sehat), terdapat perubahan. Bulan – bulan sebelumnya, berat badan kedua anak ini beberapa kali Tidak Naik atau Kenaikan BB kurang dari KBM dan menyentuh Garis Merah. Sementara selama dua minggu ini setelah diberikan bubur tepung super, mengalami kenaikan yang lumayan.Jadi, Shanti menyimpulkan bahwa bubur yang terbuat dari tepung super bisa
membantu meningkatkan berat badan dan memperbaiki gizi anak apabila dikonsumsi
secara cukup dan teratur.
Dengan bahan yang tersedia lokal, dapat dibuat makanan yang mampu memperbaiki gizi anak. Selama ini Shanti menilai penyuluhan-penyuluhan kurang berhasil memperbaiki gizi anak, karena tetap bergantung kepada ibu anak-anak tersebut. Tanpa perubahan pada jenis makanan, volume makanan, dan frekuensi pemberian makanan, tidak mungkin terjadi perbaikan gizi pada anak-anak.
Tersedianya tepung super mungkin dapat menaikkan keberhasilan aktivitas untuk memperbaiki gizi anak, karena mempermudah ibu yang memiliki anak kurang gizi. Shanti masih melihat kemungkinan-kemungkinan untuk meneruskan dan memproduksi superflour ini dalam format UMKM.