Sabtu, 02 November 2024

Hasil penggunaan tepung superflour di dusun Beram

Pada tanggal 12 – 15 Oktober 2024 lalu, Shanti melakukan kunjungan ke Dusun Beram, Desa Amboyo Utara, Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Kunjungan ini karena YPPAP meminta Shanti lagi untuk menyampaikan materi stunting dan mengenalkan tepung super kepada masyarakat di Dusun Beram, Desa Amboyo Utara, Kecamatan Ngabang.

Tujuan kegiatan ini yaitu melalui dialog dan praktik (contoh), kader posyandu dan masyarakat Dusun Beram mau terbuka untuk mencoba bubur bergizi dari tepung super berbahan lokal yang mudah didapatkan, sebagai salah satu solusi untuk pencegahan stunting.

Jumlah masyarakat yang hadir sangat banyak. Acara berlangsung cukup baik walaupun terlambat, pada akhir acara Shanti membagikan tepung untuk 7 orang anak kurang gizi yang berat badannya sulit naik. Tepung tersebut cukup untuk dikonsumsi masing-masing anak selama 2 minggu. 

Setelah Shanti kembali dari Kalimantan Barat, Pak Sudikin (Kader Posyandu Beram) menyerahkan tepung super kepada orangtua dari anak – anak Balita BGM dan berat bdan sulit naik. Shanti memberikan 7 kantong tepung, di mana masing – masing kantong berisi 28 bungkus tepung (1 bungkus berisi 45 gr). Tepung tersebut diperuntukkan bagi 7 anak, untuk dikonsumsi selama 14 hari. Jadi, satu bungkus untuk sekali makan dan satu hari 2 kali makan.

Terdapat 5 orangtua yang menerima tepung tersebut, sementara 2 orangtua lainnya tidak tertarik untuk mengambil tepung. Kelima anak tersebut menerima tepung pada tanggal 15 Oktober 2024. Berat badan mereka ditimbang pada hari itu. Seminggu setelah mengonsumsi bubur yaitu pada tanggal 22 Oktober, berat badannya ditimbang. Lalu berat badan ditimbang lagi dua minggu kemudian, pada tanggal 29 Oktober 2024. Perubahan berat badan bisa dilihat dalam tabel berikut :

 

NO

Nama anak

Umur (bulan)

BB sebelum (kg)

BB Minggu I (kg)

BB Minggu II (kg)

1

Reja Imanuel

42

9.3

9.5

9.5

2

Septian Yoel

31

9.5

9.8

10

3

Dwi Eleksia Gabriel

25

10.3

10.5

10.9

4

Marvin

19

8.2

8.5

8.3

5

Alvaro Benediktus

18

10.7

10.7

10.6

 

Berdasarkan data berat badan di atas, 4 dari 5 anak mengalami peningkatan berat badan. Berat badan anak bernama Reja meningkat 200 gr selama 1 minggu, tetapi pada minggu kedua berat badannya tetap.

Pak Sudikin mengatakan anak ini sangat suka dengan bubur dari tepung super. Bahkan, dia meminta 3 kali makan bubur sehari. Akhirnya Pak Sudikin memberikan tambahan tepung pada orang tua Reja. Namun di minggu kedua, Reja sempat demam. Mungkin hal ini yang menyebabkan berat badannya tidak meningkat.

Berat badan anak bernama Septian Yoel meningkat 300 gr pada minggu pertama dan meningkat lagi sebesar 200 gr pada minggu kedua. Jadi, setelah 2 minggu mengonsumsi tepung super, berat badannya meningkat 500 gr.

Berat badan anak bernama Dwi Eleksia Gabriel meningkat sebesar 200 gr pada minggu pertama dan pada minggu kedua meningkat  400 gr. Berat badannya meningkat 600 gr setelah mengonsumsi tepung super selama 2 minggu.

Berat badan anak bernama Marvin meningkat sebesar 300 gr pada minggu pertama, tetapi di minggu kedua terjadi penurunan sebesar 200 gr. Pak Sudikin mengatakan anak ini juga sempat demam pada minggu kedua, yang mungkin menyebabkan berat badannya menurun.

Sementara anak bernama Alvaro Benediktus berat badannya tetap pada minggu pertama dan mengalami penurunan sebesar 100 gr di minggu kedua. Pak Sudikin mengatakan bahwa anak ini memang tidak suka dengan rasa bubur dari tepung super. Sejak minggu pertama tepung diberikan, Alvaro sangat sulit makan bubur.

Orang tua dari anak – anak tersebut memasak tepung dengan menambahkan sedikit air dan gula hingga mengental seperti bubur bayi pada umumnya. Sebelumnya Shanti menyarankan tepung dimasak dengan santan agar menambah nilai gizi bubur. Tetapi mereka mengatakan di Dusun Beram agak sulit memperoleh kelapa atau lebih repot, jadi menggunakan air minum saja.

 

Selasa, 01 Oktober 2024

Kerjasama untuk memperkenalkan Superflour

Bulan ini, direncanakan akan ada pertemuan di kalbar pada tanggal 14 Oktober 2024 didesa Beram, bersama dengan masyarakat disekitarnya. Pertemuan ini dikoordinasi oleh lsm local. Pada pertemuan ini, Shanti berencana untuk memperkenalkan tepung superflour ini kepada masyarakat. 

Tepung tersebut akan diberikan pada anak-anak dengan gizi kurang, yang ibunya berminat untuk mencoba. Sebelum diberi tepung, anak-anak tersebut akan ditimbang berat badannya, dan setiap minggu akan ditimbang ulang.

Sehubungan dengan itu, Shanti mempersiapkan tepung sebanyak 9 kg terdiri dari tepung kacang hijau 3 kg, tepung kedelai 3 kg, dan tepung ubi kuning 3 kg. Ketiga tepung ini dicampur dan dimasukkan kedalam kantung plastic, setiap kantung berisi 45 gram tepung. 

Seluruh tepung tersebut dapat digunakan untuk 7 orang anak selama 2 minggu (atau 14 anak selama 1 minggu), setiap hari 1 bungkus sebagai snack pagi, dan 1 bungkus untuk snack sore. Seluruh tepung sudah dikirimkan ke kalbar.

Walaupun begitu, Shanti belum belum dapat memastikan dapat berkunjung ke Kalbar untuk menghadiri pertemuan pada tanggal 14 Oktober 2024, karena masih sibuk menyiapkan survey di daerah Lombok Timur.

 

 

Senin, 02 September 2024

Persiapan Survey di Lombok Timur (2)

Pada bulan ini, Shanti sibuk dengan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk melakukan survey di Lombok Timur. Dua pertemuan koordinasi dilakukan di tanggal 9 dan 22 Agustus 2024.

Diluar itu, Shanti bekerja sama dengan WVI untuk memilih 6 buah desa yang akan dipakai untuk uji coba modul SBC milik WVI. Kuesioner sudah mulai dibuat, dan telah diperbaharui terus menerus, menyesuaikan dengan rencana WVI. Kuesioner juga sudah mulai dimasukkan kedalam kobocollect. Hingga laporan ini ditulis, perbaikan-perbaikan kuesioner masih berlangsung dan belum final.

Kunjungan ke Lombok Timur diperkirakan akan dilakukan pada tanggal 8 – 17 Oktober 2024. Walaupun begitu, rencana ini masih dapat berubah menyesuaikan situasi. Shanti akan disibukkan dengan seluruh kegiatan ini hingga selesai di bulan November 2024.

Selasa, 06 Agustus 2024

Persiapan Survey di Lombok Timur

Pada bulan ini Shanti disibukkan oleh kegiatan untuk mempersiapkan survey dengan metode LQAS di Lombok Timur. Kegiatan ini adalah kerjasama Shanti dengan Wahana Visi Indonesia. 

Mereka ingin melakukan pilot testing untuk kesehatan anak, sehingga dibutuhkan pengumpulan data awal dan akhir kegiatan. Kegiatan pengumpulan data awal akan dilakukan sekitar bulan Oktober 2024, dan persiapan-persiapan sedang dilakukan. Kegiatan ini akan memakan cukup banyak waktu, dan diperkirakan akan selesai di bulan November 2024.


Kamis, 04 Juli 2024

Testing Superflour (2)

Shanti menerima laporan lagi tentang kedua anak balita yang diberikan tepung super. Keduanya masih diberikan makan bubur hingga 2 minggu berturut – turut. Namun anak pertama sedang sakit flu dan batuk selama semingu belakangan, sehingga susah makan. Sedangkan anak kedua makan bubur hanya sedikit – sedikit. 

Tanggal 02 Juni 2024 berat badan mereka kembali ditimbang. Anak pertama pada minggu pertama, berat badannya naik 700 gram. Sementara pada minggu kedua, ketika anak sedang sakit, mengalami penurunan BB sebesar 500 gr. Sakit membuat berat badan anak turun dengan cepat.

Anak kedua pada minggu pertama mengalami kenaikan berat badan sebesar 100 gram. pada minggu kedua berat badannya kembali naik sebesar 300 gr.

Bila dibandingkan dengan catatan BB mereka di KMS (kartu menuju sehat), terdapat perubahan. Bulan – bulan sebelumnya, berat badan kedua anak ini beberapa kali Tidak Naik atau Kenaikan BB kurang dari KBM dan menyentuh Garis Merah. Sementara selama dua minggu ini setelah diberikan bubur tepung super, mengalami kenaikan yang lumayan.

Jadi, Shanti menyimpulkan bahwa bubur yang terbuat dari tepung super bisa membantu meningkatkan berat badan dan memperbaiki gizi anak apabila dikonsumsi secara cukup dan teratur.

Dengan bahan yang tersedia lokal, dapat dibuat makanan yang mampu memperbaiki gizi anak. Selama ini Shanti menilai penyuluhan-penyuluhan kurang berhasil memperbaiki gizi anak, karena tetap bergantung kepada ibu anak-anak tersebut. Tanpa perubahan pada jenis makanan, volume makanan, dan frekuensi pemberian makanan, tidak mungkin terjadi perbaikan gizi pada anak-anak.

Tersedianya tepung super mungkin dapat menaikkan keberhasilan aktivitas untuk memperbaiki gizi anak, karena mempermudah ibu yang memiliki anak kurang gizi. Shanti masih melihat kemungkinan-kemungkinan untuk meneruskan dan memproduksi superflour ini dalam format UMKM.

Selasa, 04 Juni 2024

Testing Superflour

Bulan ini, pada tanggal 15-16 mei 2024, Shanti memberikan pelatihan di desa dara itam, kepada kader-kader posyandu. Pelatihan ini merupakan lanjutan dari pelatihan yang lalu, kali ini bertujuan untuk mengajarkan kader membuat makanan bergizi dari bahan-bahan yang ada. Bahan yang digunakan adalah kacang hijau, kacang kedelai, dan ubi.

Pada hari pertama, Shanti mengajarkan cara membuat bubur dari ketiga bahan tersebut, yang dimasak dengan santan dan gula sescukupnya. Pada hari kedua, Shanti mengajarkan cara membuat bubur dari ketiga bahan tersebut yang sudah diubah menjadi tepung. Bentuk tepung mempunyai keuntungan karena dapat disimpan dalam waktu lama.

Hasil akhir ternyata disukai oleh seluruh peserta, termasuk oleh anak-anak. Pada akhir pelatihan, Shanti membagikan tepung yang sudah dibagi dalam kantung-kantung plastic, untik diuji coba pada anak di posyandu yang mempunyai masalah berat badan yang sulit naik. Kader posyandu memilih dua orang anak, dan masing-masing akan diberikan makanan tambahan tepung tersebut dua kali sehari, selama dua minggu.

Sebelum diberi tepung, kedua anak tersebut akan ditimbang berat badannya, dan diulang sesudah dua minggu. Ketika laporan ini ditulis, Shanti mendapatkan informasi bahwa setelah diberikan selama satu minggu, berat badan kedua anak tersebut naik hingga 700 gram. Satu anak berat badannya hanya naik 100 gram karena tidak memakannya sesuai takaran.



Sedang menyangrai

Sedang memasak bubur dari bahan segar

Hasil sangrai lalu ditumbuk halus

Bubur dari bahan segar sudah selesai

Bubur dari bahan tepung hampir selesai

Sedang menikmati hasil masakan

Sedang menikmati hasil masakan

Peserta pelatihan


Selasa, 07 Mei 2024

Perbaikan Super Flour

Bulan ini Shanti menyelesaikan tepung super flour yang diperbaharui. Shanti menggunakan kacang hijau, kacang kedelai, dan ubi ungu yang dibuat menjadi tepung. Ketiga jenis tepung ini dicampur merata, yang akan dipacking kedalam kantung plastic ukuran 100 gram. Hasilnya akan diuji coba pada kunjungan ke Kalbar.

Shanti memperbaiki prosedur dengan mencoba menggunakan dehydrator. Ternyata alat ini sangat baik untuk mengeringkan ubi ungu. Pembuatan tepung dilakukan dengan menggunakan mesin giling berukuran kecil.

Shanti mencoba juga untuk membuat tepung kelapa. Ternyata sulit dan akhirnya gagal karena selalu terbentuk mingak kelapa, tidak berhasil membuat menjadi tepung secara keseluruhan. Minyak yang dihasilkan, ternyata membuat mesin giling tidak bekerja dengan baik. Sehingga Shanti harus membongkar mesin dan membersihkannya dari gumpalan-gumpalan tepung yang mengeras karena bercampur dengan minyak kelapa. Setelah dibersihkan, mesin giling bekerja lagi dengan baik.

Satu-satunya cara untuk membuat tepung kelapa adalah dengan membuang santan, dan mengeringkan ampas parutan kelapa dan lalu menghaluskannya menjadi tepung. Tetapi ampas tersebut sudah kehilangan nilai gizi secara signifikan. 

Sehingga Shanti akhirnya membatalkan niat untuk membuat tepung kelapa. Sebagai gantinya, Shanti akan menganjurkan ibu-ibu untuk memasak tepung super flour dengan santan, selain nilai gizi akan meningkat, santan juga akan memperbaiki rasa.

Shanti juga mencoba merubah tepung yang menjadi beberapa jenis kue kering.  Beberapa bentuk penyajian ini akan dites dilapangan. Semoga hasil akhirnya akan disukai anak-anak dilapangan, ketika kunjungan berikutnya ke Kalbar.

 


Proses Sangrai

Pemakaian dehidrator

Tepung yang sudah dicampur

Diubah menjadi kue

 

Kamis, 11 April 2024

Testing LoRa (2)


Pada bulan ini Shanti sudah selesai membuat antenna untuk Lora, dan sudah memasang perangkat Lora di atap kantor.

Pada awalnya, perangkat tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan perangkat lainnya. Setelah setting MQTT dimatikan, perangkat yang diatap dapat berkomunikasi dengan perangkat lain.

Saat ini, perangkat masih menggunakan listrik PLN melalui charger HP. Dikemudian hari, perangkat ini akan dihubungkan dengan solar panel, sehingga akan mempunyai sumber listrik mandiri. 

Perangkat Lora sudah dimasukkan kedalam kotak yang kedap air. Saat ini Shanti sedang mencoba berapa jauh perangkat ini dapat berkomunikasi. Apabila Shanti kurang puas dengan hasil uji coba, kemungkinan Shanti harus  kembali melakukan modifikasi diwaktu yang akan datang. 

Satu hal sudah diketahui, kabel RG8 yang digunakan kemungkinan besar bukan tipe “Low loss”, sehingga mempengaruhi nilai SWR ketika disambungkan ke antenna. Shanti akan mencoba membeli dan menggantinya dengan yang lebih baik.

Saat ini, node Meshtastic sudah terpasang dan berfungsi di daerah jakarta barat, menggunakan regio SG_923, di 923MHz.

 


Antena dipole terpasang diatap

Perangkat LoRa
didalam kotak hitam

 

Senin, 11 Maret 2024

Testing LoRa (1)

Shanti sudah membeli board Lora, produksi Heltec Lora 32 V3 frekuensi 863 – 928 MHz, dan frekuensi 433 – 510 MHz. Nano VNA juga sudah dibeli, alat ini akan digunakan untuk tuning antenna.

Shanti sudah mencoba membuat antenna untuk frekuensi 923MHz, dan nilai SWR yang didapatkan sudah dibawah 1,5. Antena sederhana ini terbuat dari kawat tembaga berdiameter 3mm. Desain antenna mengikuti perhitungan untuk antenna JPole untuk frekuensi 923MHz.

Setelah itu, Shanti mencoba mengemas antenna supaya mudah digunakan, dengan menggunakan resin epoxy. Antena tidak bisa dimasukkan seluruhnya kedalam pipa karena nilai SWR meloncat tinggi, sehingga hanya bagian bawah yang dimasukkan kedalam pipa paralon dan difiksasi dengan resin.

Masalah muncul ketika antenna sudah dimasukkan kedalam pipa pralon dan ditambah resin. Keesokan hari ketika resin sudah kering, dan antenna sudah selesai, ternyata nilai SWR berubah menjadi sangat tinggi dan akhirnya antenna tidak bisa digunakan. Penggunaan resin ternyata sangat mempengaruhi antenna.

Sehingga Shanti harus membuat antenna baru, tanpa menggunakan resin. Sayang sekali karena kemasan ini mudah digunakan karena konektor antenna sudah terpasang dibagian bawah antenna.

Setelah antenna baru selesai dibuat, Shanti mencoba menggunakan kawat tembaga berukuran kecil yang disolder ke antenna dengan menggunakan torch, lalu kabel RG58 disolder ke kawat tembaga tersebut. Ternyata hal ini juga menyebabkan SWR menjadi hancur. Penyebabnya karena kabel RG58 tidak dapat disolder dengan baik ke kawat tembaga tersebut, sementara penggunaan torch tidak dapat dilakukan karena kabel akan meleleh.

Shanti mencoba lagi dengan menggunakan skun gepeng yang disolder ke kawat tembaga, lalu kabel RG58 dipasangi skun gepeng, dan kedua skun dihubungkan.

Shanti mencoba membuat antenna dengan berbagai cara dan desain. Pembuatan antenna Jpole maupun Slimjim tidak begitu memuaskan, dari beberapa buah yang dibuat, hanya satu buah yang mempunyai nilai SWR lebih kecil dari 1,5. Walaupun pada awalnya nilai SWR sudah bagus, ketika konektor dipasang dan antenna sudah selesai, ternyata nilai SWR berubah menjadi buruk. 

Hingga laporan ini dibuat, desain antenna yang lebih mudah untuk frekuensi 915-923 MHz ternyata adalah jenis dipole. Shanti lebih berhasil dalam proses pembuatan antenna jenis ini. Shanti masih mencoba membuat beberapa buah antenna, dan akan mencoba jenis  lainnya.

Shanti sudah terbiasa membuat antenna jenis Slimjim untuk frekuensi VHF (sekitar 144 MHz) dan UHF (sekitar 400 MHz). Dari proses ini, Shanti masih harus belajar kembali tentang jenis antenna untuk frekuensi 915 – 923 MHz. Termasuk didalamnya adalah material dasar untuk antenna. Shanti menemukan bahwa penggunaan kabel tunggal berukuran 2,5mm dan kawat tembaga enamel berukuran 3mm menghasilkan kualitas antenna yang berbeda. Shanti akan mencoba penggunaan kawat tembaga yang dilapisi perak.

Shanti mencari antenna yang terbaik dan paling mudah digunakan karena perangkat LoRa ini hanya menghasilkan arus gelombang yang sangat kecil.

 


Mencoba LoRa dengan antena bawaab

Antena Jpole SWR <1,5

JPole dengan Paralon dan resin, SWR hancur

JPole dengan kaki kayu, SWR <1,5

Antena Dipole SWR <1,5

Antena Slimjim SWR<1,5

 

 

 

 

 

 

Selasa, 13 Februari 2024

Bulan Januari yang sibuk

Bulan ini Shanti dapat menyelesaikan beberapa tugas yang sudah agak lama berlangsung. 

Yang pertama adalah lagu tentang Rabies. Lagu ini sudah selesai, dengan judul Epan-Epan rabies. Desain lagu ini diperuntukkan bagi daerah NTT, sehingga dialek setempat digunakan pada lirik lagu. Walaupun begitu, menurut Shanti, lagu ini dapat digunakan juga didaerah lain. 

Lagu sudah mulai disebarkan ke semua kontak yang dimiliki Shanti di daerah NTT, walaupun begitu, masih terasa belum menyebar luas. Shanti akan berkunjung ke NTT dan mencoba memasukkan lagu tersebut ke stasiun-stasiun radio lokal didaerah NTT.

Shanti juga berhasil menyelesaikan rangkaian sistim peringatan dini berbasiskan arduino. Kotak yang sesuai sudah ditemukan dan rangkaian sudah dapat dimasukkan semua kedalam kotak. Walaupun begitu, kotak masih belum ditutup karena harus dilakukan penyesuaian ketika akan digunakan dilapangan. Shanti juga masih mencari lokasi yang tepat untuk uji coba sistim ini.

Ketika bermain dengan arduino, Shanti sempat juga berkenalan dengan ESP32. Dan belajar bahwa ESP32 ini dapat juga digunakan sebagai alat komunikasi dalam situasi darurat. Penggunaannya lebih dikenal dengan sistim LoRa dengan menggunakan software Meshtastic. Sehingga Shanti akan melakukan berbagai percobaan untuk melihat kemungkinan penggunaannya dalam situasi darurat.

Diluar itu, Shanti juga sempat memberikan bantuan bagi pengungsi letusan gunung Lewotobi laki-laki didaerah Flores Timur. Bantuan disalurkan melalui LSM lokal, YASPEM.




Sistim EWS siap dimasukkan kedalam kotak

Solar panel mini untuk sistim ews

 


Senin, 08 Januari 2024

Menyiapkan Sistim peringatan dini (4)

Shanti sudah menemukan kotak yang cocok untuk seluruh system, dengan satu buah baterai lithium 18650. Sistim sudah disolder ulang, siap untuk dimasukkan kedalam kotak.

Solar panel yang dibutuhkan tidak tersedia dilapangan, sehingga Shanti harus membuat sendiri. Shanti juga sudah mulai merangkai solar panel yang dibutuhkan, proses ini juga berguna untuk melatih staf Shanti untuk merangkai solar panel buatan sendiri.

Solar panel menggunakan PVC board setebal 5 mm sebagai dasarnya, dan acrylic setebal 3 mm sebagai penutupnya. Solar cell yang digunakan berukuran 26 x 52 mm, masing-masing menghasilkan 0,5 volt dan 0,2 ampere. Solar cell ini disusun secara serial sebanyak 10 keping, sehingga menghasilkan 5 volt. Lalu dirangkai 3 baris secara pararel, sehingga hasil akhirnya adalah 5 volt, 0,6 ampere. Solar panel ini berukuran sebesar kertas A4.

Saat laporan ini ditulis, solar panel dan kotak sistim peringatan dini masih dalam proses penyelesaian. Setelah semua selesai, Shanti akan memodifikasi coding untuk pemakaian dilapangan, dan mencari lokasi yang baik untuk uji coba.