Peserta sedang menyolder |
Peserta sedang merangkai kabel |
![]() Menunggu resin kering |
Testing antena |
Senin, 11 Agustus 2025
Pelatihan 1 Relawan bencana kalbar
Kamis, 26 Juni 2025
Pembentukan relawan bencana Kalbar
Shanti mencoba beberapa kali menawarkan ke beberapa pihak untuk membentuk kelompok relawan bencana, dan semuanya gagal. Sangat sulit untuk mencari orang-orang yang berminat.
Pada bulan lalu, Shanti mencoba membentuk kelompok relawan bencana di Kalbar. Anggota kelompok ini adalah bekas staf WVI di Pinyuh, dan ternyata ada 10 orang yang tertarik untuk bergabung. Diharapkan kelompok ini akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Kelompok ini akan belajar bersama untuk mempersiapkan sistim informasi yang handal ketika melakukan aktifitas penanggulangan bencana. Inti dari sistim ini adalah penggunaan APRS (Automatic Packet Reporting System) dan komunikasi radio, yang dipadukan dengan software Sartrack.
Penggunaan sistim tersebut tidak bisa dikerjakan sendiri, harus bekerja sama dengan pihak - pihak lain di lapangan. Sistim informasi yang terbentuk, akan dapat diakses oleh semua pihak dilapangan. Sistim ini diharapkan dapat melancarkan arus informasi diantara pihak-pihak dilapangan, yang akhirnya dapat mempersingkat waktu untuk merespon kebutuhan dilapangan.
Kelompok relawan ini akan rutin bertemu dan melatih diri, sehingga semua anggota mampu menjalankan seluruh sistim dengan baik.
Pertemuan pertama akan dilakukan di awal bulan Juli 2025.
Senin, 09 Juni 2025
Proses pembuatan antena Flower Pot
Senin, 12 Mei 2025
Usaha untuk memperbaiki tepung superflour (2)
Rabu, 09 April 2025
Usaha untuk memperbaiki tepung superflour
Shanti mencoba berbagai cara untuk merubah tepung superflour menjadi bentuk yang lebih menarik dan cukup kuat untuk proses pengiriman.
Yang dilakukan pertama adalah dengan menambahkan santan kedalam tepung, sehingga menjadi adonan basah yang dapat dicetak. Cara ini cukup baik, tetapi rasanya menjadi kurang enak, dan bila terlalu keras ditekan pada cetakan, hasil akhirnya menjadi sangat keras.
Cara berikutnya adalah dengan menambahkan kelapa parut yang sudah disangrai kedalam tepung, sehingga adonan tetap kering. Lalu dicetak. Cara ini kelihatannya lebih baik, karena hasil akhirnya menjadi lebih enak. Walaupun begitu, bentuk akhirnya sangat rapuh dan mudah hancur, sehingga tidak akan tahan untuk proses pengiriman.
Cara berikutnya adalah dengan tetap menggunakan adonan kering tetapi dicetak dengan menggunakan cetakan kue satoe. Hasilnya cukup baik, tetapi tidak bisa ditekan terlalu keras karena hasilnya akan keras seperti batu. Sementara bila ditekan perlahan, hasilnya empuk tetapi mudah hancur.
Shanti akan mencoba lagi dengan cetakan kue sagon. Seharusnya masih dapat ditekan cukup keras, hasil akhirnya akan lebih tipis sehingga diperkirakan tidak mengeras seperti batu.
Menggunakan oven |
Cetakan kue Satoe |
Hasil percobaan |