Kamis, 26 Juni 2025

Pembentukan relawan bencana Kalbar

Shanti mencoba beberapa kali menawarkan ke beberapa pihak untuk membentuk kelompok relawan bencana, dan semuanya gagal. Sangat sulit untuk mencari orang-orang yang berminat.

Pada bulan lalu, Shanti mencoba membentuk kelompok relawan bencana di Kalbar. Anggota kelompok ini adalah bekas staf WVI di Pinyuh, dan ternyata ada 10 orang yang tertarik untuk bergabung. Diharapkan kelompok ini akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Kelompok ini akan belajar bersama untuk mempersiapkan sistim informasi yang handal ketika melakukan aktifitas penanggulangan bencana. Inti dari sistim ini adalah penggunaan APRS (Automatic Packet Reporting System) dan komunikasi radio, yang dipadukan dengan software Sartrack

Penggunaan sistim tersebut tidak bisa dikerjakan sendiri, harus bekerja sama dengan pihak - pihak lain di lapangan. Sistim informasi yang terbentuk, akan dapat diakses oleh semua pihak dilapangan. Sistim ini diharapkan dapat melancarkan arus informasi diantara pihak-pihak dilapangan, yang akhirnya dapat mempersingkat waktu untuk merespon kebutuhan dilapangan. 

Kelompok relawan ini akan rutin bertemu dan melatih diri, sehingga semua anggota mampu menjalankan seluruh sistim dengan baik.

Pertemuan pertama akan dilakukan di awal bulan Juli 2025.

Senin, 09 Juni 2025

Proses pembuatan antena Flower Pot

Shanti bulan ini mencoba meneruskan pembuatan antenna flower pot. Setelah dicoba beberapa kali, Shanti menemui kegagalan karena SWR yang didapatkan di kisaran angka 7-8. Ternyata terjadi gangguan pada konektor PL yang menghubungkan antenna dan SWR meter.
 
Setelah konektor ini diganti, nilai SWR menjadi turun. Oleh karena antenna versi pertama sudah di modifikasi berkali-kali, maka ukuran antenna sudah meleset jauh dari seharusnya. Sehingga Shanti membuat versi baru, dan ternyata SWR yang didapatkan dikisaran 1,5. Antena ini memiliki SWR < 1,5 pada frekuensi 141 – 154 MHz.
 
Panjang keseluruhan antenna flower pot ini adalah 117,5cm, dengan bagian atas berupa kawat sepanjang 48,5cm. Panjang antenna ini masih dapat diperpendek dengan memotong bagian bawah pipa pvc yang digunalan.
 
Shanti menggunakan pipa pvc berukuran 5/8 dan ½ inchi sebagai rangka antenna. Pada bagian atas, batas antara kawat dan kabel RG58, shanti menggunakan resin untuk memegang kawat didalam pipa pvc. Sehingga, kawat tidak akan berubah posisi ketika digunakan dilapangan. SWR diperiksa kembali setelah pembuatan antenna selesai dan ditambahkan resin secukupnya, SWR hanya berubah sedikit. Ukuran antenna ini jauh lebih pendek daripada antenna Jpole ataupun Slimjim yang biasa dibuat Shanti. Ketiga antenna ini: Jpole, Slimjim, dan flower pot, adalah antenna ½ lamda, yang artinya tidak membutuhkan ground untuk berfungsi.
 
Ketika dicoba dipakai di ransel, ukuran antenna terasa pas, pengguna dapat berjalan dengan bebas tidak terganggu dengan keberadaan antenna. Ujung antenna yang terbuat dari kawat nitinol berada diatas kepala pengguna. Ujung atas antenna berada sekitar 40-50 cm diatas kepala pengguna. Berat antenna sangat ringan, sehingga tidak memberikan beban tambahan signifikan bagi penggunanya.
 
Oleh karena akan menggunakan kawat nitinol super elastic yang berdiameter 1mm, maka pengguna dapat menerobos dahan-dahan tanpa kuatir dengan antenna. Kawat nitinol akan melengkung sesuai dengan dahan yang diterobos, dan akan lurus kembali setelah melewati rintangan.
 
Penggunaan antenna ini dipastikan jauh lebih baik daripada menggunakan antenna kecil bawaan dari HT. Sehingga jangkauannya juga akan lebih jauh. Untuk stasiun bergerak akan membawa antenna flower pot dilengkapi dengan HT, sehingga dapat berkomunikasi. Untuk pemakaian Sartrack, stasiun bergerak dapat menghubungkan HT dengan Aprsdroid pada HP androidnya.
 
 
 

Menghubungkan HT dan HP android

Antena Flower Pot

Tes antena flower pot dengan ransel



 
 
 
 
 
 
 

Senin, 12 Mei 2025

Usaha untuk memperbaiki tepung superflour (2)

Shanti mencoba cetakan kue sagon dengan tepung ini. Ternyata hasilnya cukup memuaskan.
 
Cara ini dapat dianggap sebagai cara yang paling murah untuk bentuk alternatif tepung superflour. Kekerasan kue bisa diatur, sehingga aman untuk transportasi. Bahan yang dibutuhkan adalah tepung superflour ditambah dengan gula secukupnya. Jumlah perbandingan gula masih harus diuji coba kembali untuk mencari perbandingan yang sesuai.
 
Memang rasa kue bukan menjadi tujuan utama, sehingga Shanti tidak berniat untuk menambahkan bahan-bahan lain untuk memperbaiki rasa. Tujuan utamanya adalah menurunkan harga serendah mungkin, dengan rasa yang dapat diterima anak-anak.
 
Kesulitan utama adalah membuat kue dengan tingkat kekerasan yang sama. Proses ini dilakukan manual, sehingga bergantung pada tekanan tangan yang kita berikan ketika mencetak kue. Sehingga sulit untuk membuat kue yang seragam.
 
Oleh karena itu, bila akan diproduksi dalam jumlah banyak, akan dibutuhkan mesin untuk proses pencetakan kue, supaya seluruh kue mempunyai tingkat kekerasan yang sama.
 
 

Persiapan sebelum dipanggang

Kue sedang dipanggang

Hasil akhir


Rabu, 09 April 2025

Usaha untuk memperbaiki tepung superflour

Shanti mencoba berbagai cara untuk merubah tepung superflour menjadi bentuk yang lebih menarik dan cukup kuat untuk proses pengiriman.

Yang dilakukan pertama adalah dengan menambahkan santan kedalam tepung, sehingga menjadi adonan basah yang dapat dicetak. Cara ini cukup baik, tetapi rasanya menjadi kurang enak, dan bila terlalu keras ditekan pada cetakan, hasil akhirnya menjadi sangat keras.

Cara berikutnya adalah dengan menambahkan kelapa parut yang sudah disangrai kedalam tepung, sehingga adonan tetap kering. Lalu dicetak. Cara ini kelihatannya lebih baik, karena hasil akhirnya menjadi lebih enak. Walaupun begitu, bentuk akhirnya sangat rapuh dan mudah hancur, sehingga tidak akan tahan untuk proses pengiriman.

Cara berikutnya adalah dengan tetap menggunakan adonan kering tetapi dicetak dengan menggunakan cetakan kue satoe. Hasilnya cukup baik, tetapi tidak bisa ditekan terlalu keras karena hasilnya akan keras seperti batu. Sementara bila ditekan perlahan, hasilnya empuk tetapi mudah hancur.

Shanti akan mencoba lagi dengan cetakan kue sagon. Seharusnya masih dapat ditekan cukup keras, hasil akhirnya akan lebih tipis sehingga diperkirakan tidak mengeras seperti batu.

 

Menggunakan oven

Cetakan kue Satoe
Hasil percobaan