Selasa, 10 Desember 2019

Kongres memanen air hujan ke 2

Pada tanggal 26 – 30 November 2019, Shanti ikut hadir pada kongres memanen air hujan ke 2 di Yogyakarta. Tujuannya untuk mengetahui apa saja yang sudah dilakukan pihak lain terhadap air hujan, juga untuk melihat kemungkinan – kemungkinan yang bisa digunakan dilapangan, terutama didaerah yang mempunyai masalah dengan ketersediaan air.


Cukup banyak yang dipelajari selama kongres ini:
  • Air hujan diindonesia sebenarnya sangat melimpah namun masih belum dimanfaatkan dengan baik. Prinsip utama dari pemanenan air hujan adalah dengan metode TRAP (Tampung, Resapkan, Alirkan dan Pelihara)
  • Kualitas Air hujan di indonesia sangat baik dan rendah kontaminan oleh karena itu wadahnya pengalir/penampungnya harus bersih agar tidak terkontaminasi. Walaupun begitu, ada penelitian yang menemukan bakteri E. Coli di tempat penampungan air hujan, saluran air hujan, maupun air hujannya sendiri. Sehingga bila ingin diterapkan, sebaiknya dites terlebih dahulu. Dan sebelum diminum, lebih baik dimasak terlebih dahulu.
  • Daerah yg rakus air adalah daerah urban. Tantangannya adalah menemukan lokasi dan ruang utk PAH di wilayah yg sempit. Sementara daerah hotel & perkantoran bisa mulai, namun tetap perlu ide desain apa yg tidak mengganggu keindahan dan juga faktor biaya (return of investment) untuk PAH
  • Walaupun dianggap bahwa daerah pedesaan/rural sdh selesai, tetapi dari proses pemetaan berbagai lembaga, kebutuhan air bersih masih sangat tinggi dan daerah pedesaan sangat membutuhkan inovasi dan teknologi termasuk pemanenan air hujan. Daerah-daerah dengan curah hujan rendah di Indonesia Timur sangat memerlukan tehnologi tepat guna untuk memanfaatkan air hujan dengan efisien dan efektif.
  • Teknologi pemanfaatan air hujan sebenarnya tidak sulit namun costnya masih besar. Contohnya, PAH buatan UGM (yang dijelaskan diatas), 1 set berharga sekitar Rp. 3 juta. Dan ini masih mahal bagi masyarakat.
  • Beberapa daerah telah berhasil menjalankan program pemanenan air hujan dengan menggunakan dana desa
  • Sumur resapan dan biopori sangat efektif dan efisien dalam mengatasi erosi, banjir maupun genangan air berlebih. Walaupun begitu, air yang dimasukkan kedalam tanah harus sudah bersih. Jangan memasukkan air kotor kedalam tanah.
  • Air hujan juga bisa digunakan untuk budidaya tanaman hydroponik
  • Metode penampungan air dengan Semen/Bak/Absah bisa menambah mineral air (terutama kalsium) dan tepat untuk digunakan di daerah yang kurang mineral.
  • Metode penampungan air hujan bisa digunakan untuk pertanian. Embung dapat digunakan untuk pertanian skala besar. Rekayasa kontur tanah bisa dilakukan untuk menampung air hujan didalam tanah.
  • Air hujan yang sudah melewati proses elektrolisis akan terpisah menjadi dua, yang bersifat asam dan basa.
           Air yang bersifat basa baik untuk diminum karena dapat membawa nutrisi lebih banyak dan dapat mengeluarkan toksin dari sel-sel badan. Ukuran molekulnya menjadi sangat kecil sehingga lebih lancar ketika melewati sel badan.
           Air yang bersifat asam bisa digunakan untuk pupuk setelah difermentasi dengan lumut,kapur dll. Air yang bersifat asam ini juga bisa diolah dan dijadikan obat tetes mata.


Suasana kongres

Alat PAH desain UGM

Peserta diberi kesempatan merangkai
PAH mini

Alat katalisator air

Bor tanah untuk biopori

Alat Biopori (posisi terbalik),
ditanam kedalam tanah

Susunan Hidroponik

Tanah liat yang di press untuk dinding.
Hasil pengalaman dari suster Susi Pi


Kamis, 14 November 2019

Desain lampu solar sederhana

Pada bulan Oktober, Shanti menghabiskan banyak waktu untuk bereksperimen dengan desain-desain lampu solar sederhana. Dari percobaan-percobaan yang dilakukan, akhirnya mengerucut pada sebuah desain. Desain ini memberikan fasilitas lampu 1 watt dan dapat mengisi batere telpon genggam.

Lampu ini menggunakan solar cell yang sama ketika pelatihan, diletakkan diatas triplek dengan ketebalan 4mm, berukuran 31x8,5 cm. perubahan signifikan terjadi pada pengaturan letak komponen-komponen elektroniknya.

Switch hanya menggunakan 3 buah (1 untuk charge matahari, 1 untuk charge HP, dan 1 untuk lampu. Lampu yang digunakan adalah 2 buah lampu LED 5730. Komponen-komponen listrik tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lalu direndam dengan resin.

Setelah ini, Shanti akan membuat sekitar 20-30 lampu yang sama, yang akan dicoba dijual dimasyarakat yang membutuhkan. Harga jualnya sekitar Rp.70.000 - 75.000 tanpa baterai. Baterai 18650 yang dipakai berharga sekitar Rp. 15.000. Pembeli bisa memilih untuk membeli lampu tanpa baterai (baterai beli sendiri) atau dengan baterai.

Selanjutnya, Shanti akan mencari desain kedua, yang menggunakan botol-botol plastik bekas.



Desain paling awal

Komponen listrik masih membutuhkan
ruang cukup besar

Desain terakhir - tampak atas

Desain terakhir - tampak samping




Kamis, 03 Oktober 2019

Presentasi di Nias Selatan

Pada tanggal 19 - 21 September 2019, Shanti kembali ke Nias Selatan untuk mengikuti kegiatan Lokakarya Penutupan Proyek TB Nias Selatan. Pada acara ini, Shanti memberikan presentasi hasil riset operasional pada bulan mei lalu tentang dampak program yang dilakukan oleh WVI terhadap kasus penyakit TBC anak di Kabupaten Nias Selatan periode Oktober 2015 - September 2019.

Riset operasional tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diambil dari laporan-laporan yang ada, sementara data kualitatif diambil dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait program TBC seperti Puskesmas, Kader, Dinas kesehatan, internal WVI dan relasi lain. Informasi kualitatif selanjutnya dianalisa dengan metode Realist.


Anggota tim sedang menjawab pertanyaan

Salah satu peserta sedang bertanya

Salah satu dokter puskesmas ikut menjelaskan

Seluruh peserta yang hadir



Rabu, 11 September 2019

Pelatihan Pembuatan Lampu solar panel murah di Kalbar

Pada tanggal 31 Juli sampai 8 Agustus 2019, Shanti pergi ke Provinsi Kalimantan Barat untuk  mengadakan pelatihan pembuatan Lampu Tenaga Surya / Solar Cell pada beberapa perwakilan masyarakat yang ada di Kabupaten Landak. Tim sebelumnya telah berkoordinasi dengan para relasi yaitu pak Sarius dan Pak Untung untuk berkoordinasi.

Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat tentang cara pembuatan lampu tenaga surya sederhana untuk kepentingan penerangan di desa maupun menambah pendapatan keuangan kepada mereka yang sudah bisa memproduksinya sendiri untuk dijual kepada masyarakat lain yang membutuhkan.

Pelatihan diberikan di kecamatan Sengah Temila pada tanggal 2 - 3 agustus 2019 di bekas kantor CU sehaq (9 orang peserta), dan di kecamatan mandor pada tanggal 5 - 6 agustus 2019 di lokasi PPMT (12 orang peserta).

Proses pelatihan bervariasi karena tingkat kecepatan peserta berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan pengalaman mereka dalam menyolder. Beberapa peserta yang memiliki pengalaman menyolder dapat selesai lebih dulu dari peserta yang belum terlalu mahir menyolder. Tidak sedikit peserta yang harus mengulang karena solar sel pecah atau terlepas kembali. Tingkat kerapihannya pun berbeda-beda.

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta mampu  membuat lampu solar panel sederhana sendiri hingga selesai. Lampu hasil karyanya sendiri dibawa pulang oleh masing-masing peserta.


Peserta mendengarkan penjelasan teori

Peserta melihat contoh praktek

Cara mengetahui apakah panel berfungsi baik

Semua peserta di Pahauman menyelesaikan lampunya

Peserta di Ngarak asik membuat lampunya

Semua peserta sibuk sendiri

Tidak ada waktu bermain

Seluruh peserta di Ngarak mampu merakit lampu

Minggu, 28 Juli 2019

Prototipe Lampu solar panel versi murah

Bulan ini Shanti berhasil menyelesaikan dan menguji coba prototipe lampu solar panel versi sederhana. Lampu berfungsi dengan baik dan menyala sesuai yang diharapkan. Lampu sederhana ini mudah dibuat dan bahan-bahannya juga mudah ditemukan. Bahan dasarnya terbuat dari potongan triplek bekas berukuran 8,5 x 31 cm. Menggunakan 10 buah sel surya berukuran 26x52mm, menghasilkan listrik 5 volt.

Penutup panel surya dari poli karbonat setebal 1,2mm. Lampu menggunakan LED 1 watt, 3,4 volt 0,3Ampere. Batere yang digunakan adalah batere Lithium tipe 18650, 3,7 volt, 6 ampere. Lampu bisa berfungsi selama kira-kira 10 jam, lalu menjadi redup. Untuk satu set lampu, biaya yang dibutuhkan berkisar antara Rp. 50.000 – 70.000,-, bergantung pada jenis bahan yang dipakai.

Pada bulan depan, Shanti akan memberikan pelatihan didaerah Kalimantan Barat karena responnya sangat baik. Pelatihan direncanakan akan dilakukan pada tanggal 2-3 dan 5-6 Agustus 2019 di Kecamatan Sengah Temila dan Mandor, di Kalimantan Barat. Selain itu, Shanti juga menawarkan pelatihan yang sama ke daerah Sumba Timur, dan Soe. Keduanya masih belum memberikan informasi lebih lanjut.


Solar Panel lampu versi sederhana

Lampu dan baterai berada dibalik solar panel

Versi yang menggunakan bekas lampu emergency

Perbandingan solar panel kedua lampu tersebut


Senin, 08 Juli 2019

Mengikuti Pertemuan pengendalian Rabies di Sikka


Shanti pergi ke Kabupaten Sikka kali ini untuk menghadiri undangan dari relasi di Sikka dan Kemenkes untuk ikut serta dalam kegiatan Orientasi Pengendalian Rabies Melalui Pendekatan One Health di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Undangan ini juga merupakan  langkah lanjut dari diskusi Shanti bersama dengan Dr. Asep dan Dinas Peternakan tentang format rabies terpadu pada bulan september 2018 lalu.

Tujuan kegiatan ini secara umum yaitu untuk membangun kerjasama antar dinas-dinas terkait dan memberikan penguatan kapasitas kepada tenaga kesehatan dalam pengendalian Rabies di Nusa Tenggara Timur. Kedatangan Shanti diharapkan bisa membantu menambah masukan kepada forum dalam hal penggabungan data atau informasi sehingga dapat mempermudah pihak-pihak terkait dalam melakukan tracking kasus Rabies.

Kegiatan ini diadakan selama 3 hari, dari tanggal 25-27 Juni 2018 di Hotel Sylvia Maumere. Para peserta yang hadir adalah tenaga-tenaga kesehatan dari dinkes dan disnak terkait di daratan Flores. Kegiatan ini sangat menarik, dan salah satu kesepakatannya adalah mencoba menggunakan aplikasi android untuk digunakan di kabupaten Sikka.



Seluruh peserta

Suasana ketika diskusi

Presentasi Aplikasi android

Ada yang punya banyak teman baru


Rabu, 05 Juni 2019

Perjalanan ke Nias Selatan

Shanti pergi ke Pulau Nias untuk membantu LSM lain melakukan penelitian tentang dampak program TBC yang dilakukan bekerjasama dengan pemerintah lokal terhadap pencarian dan penemuan kasus penyakit TBC pada anak di Kabupaten Nias Selatan. Senang sekali karena kali ini ditemani oleh teman akrab, dr Adhi Sanjaya MSC.

Penelitian ini fokus pada pengambilan informasi lewat wawancara pada pihak-pihak terkait serta mengumpulkan data-data pendukung dari temuan dilapangan yang kemudian akan dianalisa dengan metode Realist. Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 1 minggu, mulai dari tanggal 12 Mei sampai 18 Mei 2019.


Berdiskusi sebelum kelapangan

Salah satu poster TBC

Acara MONEV TB Dinas Kesehatan

Di Puskesmas Hilisimaetano

Di Puskesmas Bawomataluo

Suasana disalah satu desa tua

Berfoto dilokasi lompat batu

Masih sempat ke pantai Sorake yang terkenal

Dengan teman-teman



Rabu, 15 Mei 2019

Pelatihan M-Health untuk Dinkes Soe

Kunjungan Shanti kali ini ke Kota Soe adalah untuk memberikan Pelatihan penggunaan Kobocollect untuk Sanitarian kabupaten TTS dan juga memperkenalkan pada Nakes Puskesmas Siso tentang metode pengumpulan data berbasis digital yang dapat mempermudah pekerjaan mereka. Selama ini, para Nakes dilapangan hanya menggunakan sistem manual atau dengan mengisi formulir kertas. Sebelumnya telah ada perbincangan dengan relasi Shanti di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu Pak Nelson Sula tentang kebutuhan prioritas yang mereka butuhkan untuk mensupport tenaga lapangan dalam mengumpulkan data. Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari di Kota Soe.

Materi pelatihan dihari pertama di Soe yang diberikan adalah :
-    Perkenalan Kobocollect
-    Cara membuat akun KoboToolbox
-    Membuat formulir kobocollect
-    Instalasi Kobocollect di HP android
-    Menggunakan Kobocollect untuk mengumpulkan data (Praktek Mengisi Form menggunakan form model Inspeksi Sanitasi)
-    Melihat Data hasil pengiriman di Server KoboCollect
-    Mengambil data kobocollect dalam bentuk Excel dan Media

Materi pelatihan di hari kedua di Puskesmas Siso yaitu:
-    Perkenalan Kobocollect
-    Cara membuat akun KoboToolbox
-    Membuat formulir kobocollect
-    Instalasi Kobocollect di HP android
-    Menggunakan Kobocollect untuk mengumpulkan data (Praktek Mengisi Form menggunakan form model KIA)
-    Melihat Data hasil pengiriman di Server KoboCollect
-    Mengambil data kobocollect dalam bentuk Excel dan Media

Total peserta pelatihan selama 2 hari berjumlah 43 orang di antaranya 26 orang Sanitarian dari beberapa Puskesmas (Pada Hari pertama), 16 Pegawai Puskesmas Siso (pada hari ke 2) serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Pak Nelson Sula dan Pemateri dari Shanti sendiri.





Senin, 08 April 2019

Bantuan M-Health bagi Dinkes Kab TTS

Beberapa bulan yang lalu, Shanti menunjukkan demo untuk menggunakan HP dalam pengumpulan data-data kepada salah satu staf dinkes kab Timor Tengah Selatan. Yang bersangkutan tertarik dan lalu memperkenalkannya kepada jajarannya.

Setelah itu, Shanti diminta untuk membuatkan demo aplikasi di HP bagi kebutuhan pemantauan ibu hamil - persalinan. Permintaan ini sudah diselesaikan, pada tanggal 5 Maret ada pertemuan rutin internal Dinkes TTS dengan bidan - bidan, dan contoh aplikasi untuk pengumpulan data ibu hamil dipresentasikan oleh Nelson. Beberapa puskesmas tertarik, dan saat ini masih dalam proses koordinasi dengan puskesmas-puskesmas tersebut.

Shanti juga diminta bantuannya untuk membuatkan aplikasi bagi survey sanitasi rumah dengan memakai kobocollect. Aplikasi sudah dibuatkan, dan ternyata mereka sudah mengumpulkan data untuk 400 rumah. Shanti berencana untuk mengunjungi Soe setelah tanggal 17 April, dan memberikan pelatihan kepada  mereka.

Senang bila hasil pekerjaan ternyata dapat membantu pihak lain. Membuat kita makin semangat.


Sabtu, 09 Maret 2019

Melanjutkan belajar membuat gantungan kunci karet

Shanti masih belajar proses pembuatan gantungan kunci karet ini, dan sudah cukup percaya diri dan merasa mampu untuk melatih masyarakat/pihak lain. Walaupun begitu, proses belajar masih berlangsung, dan Shanti masih mencoba beberapa hal baru.

Shanti sudah bisa membuat gantungan kunci karet yang transparan. Sebagai tes kasus, Shanti mendonasikan gantungan kunci untuk klub Nissan Patrol, dan ingin melihat responnya. Semua pihak yang ditunjukkan atau diberikan gantungan kunci produksi Shanti, merasa senang. Sehingga kemungkinan besar, pangsa pasarnya cukup besar.

Membuat ganci yang transparan ternyata tidak mudah

Ganci yang didonasikan ke klub