Senin, 19 Desember 2022

Kunjungan ke Kalbar Desember 2022

Pada bulan ini Shanti berkunjung kembali ke Kalbar pada tanggal 04-10 Desember 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kunjungan ini masih lanjutan dari kunjungan sebelumnya, yang merupakan hasil kerja sama antara Shanti dengan Yayasan IP3 selama beberapa tahun terakhir. Kegiatan kali ini implementasi dari rencana Yayasan IP3 untuk membantu beberapa pihak di pedalaman di Kabupaten Landak Kalimantan Barat supaya memiliki lampu tenaga surya.

Shanti juga sempat berkunjung ke desa Pangklalan Durian untuk memeriksa sistim yang dipasang beberapa bulan lalu. Ternyata sistim sudah tidak berfungsi selama 3 minggu terakhir karena aki VRLA yang digunakan sudah rusak sehingga harus diganti. Mereka yang akan mengganti aki tersebut. Diperkirakan mereka menggunakan inverter yang dihubungkan langsung ke aki, dan digunakan hingga aki habis.

Shanti juga memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anak-anak asuh disebuah panti asuhan di kota Mandor, untuk menggunakan komputer Raspberry Pi dan software LibreOffice. 

Pada kunjungan yang sama, Shanti juga meninjau sistim listrik tenaga surya yang dahulu dipasang di Rumah Pelangi, serta mengajarkan cara pemasangan roda Pelton untuk listrik tenaga air. Pada kunjungan ini, Shanti baru mengetahui bila Rumah Pelangi juga sudah memasang sistim listrik tenaga surya baru yang berkapasitas 11.000 WH atas usaha sendiri. Ketika dikunjungi, sistim ini baru berfungsi sekitar 1 minggu lalu.

 


Pemasangan panel di Padacing

Pemeriksaan panel di Pangkalan Durian

Mengajarkan Raspberry Pi pada anak panti asuhan

Lokasi panel baru 11.000 watt di Rumah Pelangi

Instalasi sistim baru di Rumah Pelangi

Mengajarkan pemasangan kincir pelton di Rumah Pelangi
Jalan menuju desa Pangkalan Durian

 

Rabu, 02 November 2022

Bulan penulisan laporan

Bulan Oktober ini Shanti sepenuhnya menyelesaikan penulisan laporan penelitian di Timor Leste. Analisa dan penulisan laporan ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan. Satu bulan penuh digunakan, dan ketika laporan ini ditulis, laporan baseline survey sudah hampir selesai. Masih dibutuhkan beberapa hari lagi untuk menyelesaikannya. Dan bila sudah disetujui, maka selesailah pekerjaan ini.

Diluar itu, Shanti juga menyiapkan rencana perjalanan ke Kalimantan Barat. Direncanakan Shanti akan memberikan pelatihan pada tanggal 5 – 7 Desember 2022. Direncanakan akan ada dua buah pelatihan, yang pertama adalah untuk memasang perangkat solar panel yang sudah dibeli oleh Yayasan IP3 untuk dipasang di rumah-rumah ditempat terpencil. Yang kedua adalah pelatihan bagi anak-anak panti untuk menggunakan raspberry pi. Persiapan – persiapan mulai dilakukan pada bulan ini.

Calon lokasi listrik tenaga air
Shanti juga berencana untuk meneruskan ide listrik tenaga air di lokasi ini. Untuk tahap pertama, Shanti membeli Pelton wheel untuk diserahkan ke Rumah Pelangi dan dipasang. Apabila tidak ada masalah, Shanti akan meneruskan dengan pemasangan altenator dan menyelesaikan rangkaiannya dikemudian hari.


 

 

 

Kamis, 13 Oktober 2022

Penelitian di Timor Leste

Seluruh bulan September digunakan untuk kegiatan-kegiatan melakukan pengumpulan data di Timor Leste untuk kepentingan Baseline LSM lain.

Penelitian ini menggunakan desain metode kualitatif dan kuantitatif. Komponen kualitatif terdiri dari wawancara informan kunci (KII) dan Focus Group Discussions (FGD) serta kalender musiman menggunakan teknik Participatory Learning and Action (PLA). Pengumpulan data kuantitatif menggunakan kuesioner rumah tangga yang diadaptasi dari Rapid CATCH KPC Survey.

Pengumpulan data pada tanggal 14 – 25 September sudah selesai, dan saat ini Shanti masih melakukan analisa dan menulis laporan lengkap. Diperkirakan seluruh kegiatan akan selesai pada akhir bulan Oktober.

 


Pelatihan enumerator

Peserta pelatihan

Bersama masyarakat desa

Suasana FGD

Peserta FGD

 

Selasa, 06 September 2022

Pelatihan di Kalbar

Pada tanggal 17 – 21 Juli lalu Shanti kembali melakukan kunjungan ke Desa Ngarak, Desa Mandor dan Desa Teluk Bakung di Provinsi Kalimantan Barat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Shanti dengan Yayasan IP3 di Desa Ngarak selama dua tahun terakhir. Kunjungan kali ini  adalah lanjutan dari kunjungan sebelumnya, di mana setelah dilakukan evaluasi, Yayasan IP3 merasa bahwa peserta yang telah dilatih masih kurang memahami dasar-dasar teori sehubungan dengan sistem lampu tenaga surya.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang lebih rinci tentang prinsip sistem lampu tenaga surya, terutama pada penggunaan kabel yang baik. Selain itu, Shanti akan melakukan pemasangan satu set lampu tenaga surya di lokasi kebun Yayasan IP3.

Kegiatan berlangsung lancar, Shanti juga sempat berkunjung ke Rumah Pelangi untuk memeriksa instalasi yang pernah dipasang sekitar dua tahun yang lalu. Disamping itu, Shanti juga melihat kemungkinan lokasi untuk listrik tenaga air. Air dari danau buatan ternyata dialirkan melalui pipa paralon, menuju sebuah lokasi. Lokasi ini dahulu direncanakan untuk listrik tenaga air, tetapi belum terlaksana.


Kantor IP3 yang akan dipasang solar panel

Pemasangan kontroler harus berakrobat

Pemasangan kabel-kabel lampu

Pemasangan panel membutuhkan nyali yang besar

Indahnya Rumah Pelangi

Danau buatan di Rumah Pelangi

Instalasi masih berfungsi baik

Sempat melihat kemungkinan lokasi untuk listrik tenaga air

 

 

Minggu, 10 Juli 2022

Update setting awal Raspberry Pi


Pada bulan ini, Shanti memberikan pelatihan internal tentang penggunaan Raspberry pi. Shanti terbiasa dengan menghubungkan Raspberry Pi ke laptop dengan menggunakan koneksi SSH. Sehingga Raspberry pi tidak membutuhkan monitor ataupun keyboard dan mouse. Ternyata prosesnya tidak berlangsung mulus, karena raspberry pi tidak dapat diakses dengan koneksi SSH.

Setelah mencari informasi, Shanti baru menyadari bahwa ada perubahan pada Raspbian versi terbaru. Perubahan ini disebutkan karena jumlah Raspberry pi sudah sangat banyak dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Sehingga Raspbian versi terbaru diatur supaya lebih aman dan pengaturannya dilakukan dengan menggunakan monitor dan keyboard.

Proses pengaturan dengan melalui koneksi SSH (tanpa monitor) diubah prosedurnya. Pada saat laporan ini ditulis, dibutuhkan tiga buah file yang harus dimasukkan kedalam folder BOOT pada Raspbian. Yaitu dengan cara:

Membuat file bernama “wpa_supplicant.conf”. lalu diisi dengan:

country=us

update_config=1

ctrl_interface=/var/run/wpa_supplicant

 

network={

 scan_ssid=1

 ssid="MyNetworkSSID"

 psk="Pa55w0rd1234"

}

SSID dan PSK diubah sesuai dengan yang digunakan. Setelah itu file ini diletakkan pada folder BOOT di Raspbian. “Country” sekarang harus ada dan terisi, bisa memakai “us” atau “id”, atau lainnya.

 

  • ·         Pengaturan SSH

Pengaturannya masih sama dengan Raspbian versi lama. Yaitu dengan membuat file kosong bernama “ssh” dan diletakkan pada folder BOOT di Raspbian.

 

Pertama, harus memiliki password yang terenkripsi, misalnya, password yang ingin dipakai adalah “raspberry”. Gunakan terminal (pada computer yang menggunakan Linux), dan ketik “echo 'raspberry' | openssl passwd -6 –stdin”.

Setelah itu tekan tombol Enter, maka akan terlihat deretan karakter yang merupakan enkripsi dari “raspberry”.

Setelah itu, buatlah file kosong bernama userconf.txt.

Lalu isikan text yang terdiri dari username:encrypted- password. Misal, username = pi, dan password yang terenkripsi didapat dari perintah terminal diatas. Sehingga isinya menjadi: 

pi:$6$LFignvt595m8GOB/$Y0T.CZA2A2Fs/i.2GGjzGlXtHi4hMncI2Es76Ya/IHmzy

pH8TYJ9CHQG7STJk3LLj0guLmVNT4F4ha.CoIPAMk.


Setelah itu, masukkan file ini ke folder BOOT pada Raspbian.

 

Setelah tiga hal tersebut diatas dilakukan, dan ketiga file baru tersebut diatas dimasukkan kedalam folder BOOT. Lalu masukkan SDcard yang berisi Raspbian dan ketiga file tersebut kedalam Raspberry, dan Raspberry dinyalakan. Bila tidak ada kesalahan, maka anda bisa langsung akses raspberry anda dengan menggunakan koneksi SSH seperti biasa.

Setelah laptop terhubung dengan Raspberry pi melalui koneksi SSH, prosedur berikutnya masih tetap sama, yaitu dimulai dengan mengatur raspi-config dan seterusnya. O ya, Raspberry Pi 4 membutuhkan charger minimal 3 amper, kurang dari itu, raspberry akan memberikan pesan bahwa kekurangan listrik.

 

 

Sabtu, 04 Juni 2022

Percobaan kompor oli bekas (2)

Bulan ini Shanti mencoba menggunakan tungku dengan bahan bakar oli bekas. Diluar dugaan, percobaan berhasil dengan baik. Api yang terbentuk dapat digunakan untuk memasak.


Tungku ini terbuat dari besi, tetapi tidak sempurna karena bagian bawahnya hanya berupa bagian besi yang dijepit, tidak di las. Sehingga ada sebagian oli yang merembes keluar tungku, tetapi tidak membuat masalah yang signifikan. Masalah lain adalah sekat antara bagian bawah dan bagian atas, sekat ini justru menghalangi api menuju keatas sehingga api keluar dari ruang pembakaran. Sekat ini harus dilepas supaya api bebas menuju keatas.

Dari percobaan – percobaan awal ini, Shanti menjadi yakin bahwa oli bekas bisa digunakan untuk memasak. Shanti juga belajar bagaimana menyalakan apinya, bagaimana mengontrol besar api, dan bagaimana mematikan api. Asap tetap ada tetapi tidak sebanyak asap yang dihasilkan oleh kayu bakar.

Lalu Shanti mencoba memasak air hingga mendidih dengan menggunakan tungku ini. Saat ini Shanti sudah dapat mengontrol besar api, dan air mendidih dalam waktu sekitar 10 menit, dan tidak banyak menggunakan oli bekas. Shanti mencoba meminum air masak tersebut, dan tidak merasa ada bau asap.

Shanti mencoba beberapa alternatif jenis tungku lain yang mudah didapatkan atau dapat dibuat sendiri. Untuk oli bekas, seharusnya tidak sulit untuk ditemukan. Masyarakat dapat meminta dari bengkel – bengkel mobil/motor setempat. Seandainya harus dibeli, dapat dibeli dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harus membeli gas elpiji atau bahan bakar lainnya.

Shanti juga mencoba menggunakan kaleng bekas biscuit yang banyak ditemukan dipasar serta tungku jenis lain yang dibuat dari susunan bata/batako.

Saat ini, Shanti menganggap percobaan – percobaan sudah selesai dengan memuaskan. Satu hal yang masih belum jelas, yaitu tentang asap yang dihasilkan. Shanti mencoba mencari literatur tentang hal ini, tetapi tidak menemukannya. Disisi lain, Oli bekas sudah digunakan di negara-negara 4 musim untuk menjadi bahan bakar sistim penghangat (heater), dan sudah banyak pihak yang menjual penghangat berbasis oli bekas. Di Indonesia juga sudah banyak pihak yang menjual kompor berbasis oli bekas. Sementara masyarakat juga ada yang membuat sendiri kompor jenis ini dan mendapatkan penghargaan termasuk dari BPPT. BPPT sendiri sudah lama memperkenalkan kompor dengan multi bahan bakar.

 

Kesimpulan dari keseluruhan percobaan – percobaan ini adalah sebagai berikut:

  • Oli bekas dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Walaupun begitu, lebih baik digunakan diluar rumah supaya asapnya tidak menggangu kesehatan.
  • Apabila oli bekas tercampur dengan zat pengotor yang cukup banyak, dapat disaring terlebih dahulu dengan kain. Ini akan menyaring zat pengotor yang berukuran besar.
  • Penggunaan oli bekas sangat hemat. Shanti menggunakan 1 liter oli bekas untuk memasak air beberapa kali, dengan berbagai jenis tungku, dan masih tersisa sekitar seperempatnya (sekitar 200-300ml).
  • Ketika oli bekas akan digunakan, dibutuhkan benda yang mudah terbakar, seperti potongan kertas, potongan kayu, dll. Benda ini dilumuri oli bekas, dimasukkan  kedalam tungku jenis apapun, lalu dibakar. Setelah api membesar, masukkan oli secukupnya kedalam tungku, dan mulai mengipas lubang tungku. Kegiatan dilakukan hingga tungku menjadi panas, dan api mulai membesar. Masukkan lagi oli secukupnya, hingga api cukup besar, dan bisa mulai memasak.
  • Bila api mengecil, masukkan kembali oli secukupnya dan kipas-kipas lubang tungku. Jangan memasukkan oli bekas terlalu banyak, karena api dapat menjadi sangat besar, dan menimbulkan asap lebih banyak, dan juga boros oli.
  • Pengontrolan besar api dilakukan dengan mengatur jumlah oli bekas yang dituang kedalam tungku, dan pengipasan lubang tungku. Api akan mati setelah seluruh oli bekas didalam tungku habis terbakar.
  • Bagian atas dan bawah (ruang pembakaran) tungku sebaiknya tidak ada sekat. Sekat ini akan menghambat api menuju atas dan membuat api keluar dari lubang tungku.
  • Jarak antara dasar tungku dan alat masak (panci/wajan) cukup sekitar 20cm. Lebih dari itu akan menyulitkan api/panas mencapai alat masak.
  • Bagian atas tungku dan alat masak harus mempunyai celah yang cukup (sekitar 1 – 1,5 cm) karena api membutuhkan udara/oksigen. Celah yang terlalu kecil akan membuat api juga menjadi kecil. Celah yang terlalu besar akan membuat api/panas sulit mengenai alat masak.
  • Selama proses pembakaran, akan terbentuk asap. Asap akan makin banyak apabila jumlah oli bekas yang dimasukkan kedalam tungku terlalu banyak. Asap ini juga akan membuat tungku menjadi hitam, termasuk peralatan masak (panci dan wajan) juga menjadi hitam.
  • Sisa pembakaran sangat minimal, yaitu benda yang dipakai untuk memicu api pada saat awal. Sisa pembakaran ini bisa dikatakan kering dan seperti abu, mirip pada tungku yang memakai kayu bakar.
  • Kompor yang menggunakan oli bekas ini lebih cocok digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Cara penggunaannya mirip sekali dengan tungku yang menggunakan kayu bakar, cara perawatannya juga tidak jauh berbeda. Tungku dengan kayu bakar biasanya diletakkan pada ruangan yang terbuka karena akan menimbulkan asap. Penggunaan oli bekas juga akan menimbulkan asap, sehingga bisa digunakan pada ruangan yang sama.

 


Tungku dengan bata

Tungku dari kaleng biskuit

 

 
 
 

Kamis, 05 Mei 2022

Percobaan kompor oli bekas

Shanti mendapatkan ide untuk mencoba menggunakan oli bekas dan minyak jelantah untuk menjadi bahan bakar kompor rumah tangga. Ide ini tercetus karena harga bahan bakar, termasuk gas elpiji, merangkan naik. Sementara didaerah terpencil, mencari gas elpiji ukuran 3kg juga tidak mudah.

Sebetulnya sudah banyak dijual kompor yang didesain untuk menggunakan oli bekas. Tetapi semuanya menggunakan blower yang menggunakan tenaga listrik. Dan listrik tidak selalu tersedia didaerah terpencil. Hal ini yang menjadi dasar Shanti mencoba menggunakan kompor semawar.

Lalu bulan ini, Shanti mulai melakukan percobaan-percobaan. Kompor yang ingin digunakan adalah kompor semawar. Kompor ini mempunyai spuyer untuk menyalurkan bahan bakar. Sehingga oli bekas harus disaring terlebih dahulu supaya tidak menyumbat spuyer.

Menyaring oli bekas ternyata tidak semudah yang dibayangkan, karena sudah tercampur dengan berbagai zat pengotor.

Setelah melakukan percobaan-percobaan, Shanti belajar tentang cara menyaring oli bekas. Penyaringan ini harus dilakukan bertahap:

  • Oli bekas harus diendapkan terlebih dahulu karena banyak terdapat kotoran kotoran. Caranya adalah dengan menggunakan ember bekas cat atau drum plastic biru. Kira-kira 20cm dari dasarnya, diberi kran. Pada bagian dasar ember/drum, dibagian bawahnya diberikan magnet secukupnya untuk mengendapkan partikel logam. 
  • Setelah diendapkan semalaman, kran dibuka dan oli yang keluar baru disaring. Penyaringan dapat menggunakan saringan kertas. Walaupun begitu, saringan kertas ini akan cepat tersumbat, sehingga harus diganti. Untuk menyaring sekitar 1 liter oli kayu bekas, Shanti harus mengganti saringan kertas beberapa kali.

Setelah itu, oli bekas sudah cukup bersih untuk digunakan pada kompor semawar. Setelah dicoba pada kompor, sayangnya tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Oli memang dapat keluar melalui spuyer, tetapi api yang dihasilkan menyerupai api dari kayu bakar. Api tidak menyemprot seperti menggunakan minyak tanah. Bila ditiup atau menggunakan kipas, maka api dari oli bekas akan membesar. Hal ini menyerupai api yang dihasilkan  oleh tungku pembakaran yang menggunakan kayu bakar. 

Tantangan lain yang muncul adalah bagaimana cara mematikan api karena walaupun kran spuyer sudah ditutup dan tidak ada oli bekas yang keluar, sisa oli masih terbakar. Bila ditiup, api akan membesar. Jelas tidak bisa disiram dengan air, karena oli bekas yang terbakar akan makin meluas. Api akhirnya mati sendiri ketika oli sudah habis. Apabila menggunakan tungku/anglo, maka harus dibuatkan tutup pada bagian atas dan bawah, sehingga udara/oksigen menjadi sedikit dan api akan mati.

Kesimpulan dari percobaan-percobaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Penyaringan oli bekas harus dilakukan bertahap karena kandungan kotorannya tidak terduga.
  2. Oli bekas memang bisa digunakan sebagai bahan bakar.
  3. Kompor semawar tidak bisa digunakan langsung dengan bahan bakar oli bekas.
  4. Api yang dihasilkan dari oli bekas menyerupai api dari kayu bakar. Yang bila ditiup/kipas, api juga akan membesar.

Kemungkinan yang bisa dilakukan:
  1. Shanti masih menunggu hingga mendapat minyak jelantah sekitar 1 liter untuk dicoba di kompor semawar. Kemungkinan minyak jelantah akan berbeda dengan oli bekas.
  2. Oli bekas mungkin bisa digunakan pada anglo besi. Oleh karena api yang terbentuk menyerupai dengan kayu bakar, mungkin bisa digunakan pada tungku ini. Shanti akan membeli sebuah dan mencobanya,  berharap bisa berfungsi seperti tungku roket karena api akan membesar bila ditiup/kipas. 
  3. Oli bekas mungkin bisa disuling menjadi bahan bakar yang lebih baik. Shanti sudah memiliki alat sulingnya, yang dahulu dicoba untuk merubah sampah plastic menjadi bensin dan minyak tanah, tetapi ide ini disimpan dahulu untuk kemudian hari.

 

 

Minggu, 10 April 2022

Kunjungan ke Kalimantan Barat

Pada tanggal 6 – 11 Maret 2022 Shanti berkunjung ke Kalimantan Barat untuk memberikan pelatihan tentang listrik tenaga surya. Kunjungan ini tidak terlepas dari kunjungan – kunjungan sebelumnya. 

Tujuan kunjungan kali ini adalah untuk: 

  • Memperbaiki panel yang dahulu dipasang di kebun yayasan IP3. Sekaligus memberikan pelatihan cara menyolder solar sel.
  • Memasang 1 set sistim solar panel yang dibeli oleh yayasan IP3 di pangkalan durian.
  • Meninjau kincir air yang dibuat di Ngabang, dan memberikan rekomendasi perbaikan yang dibutuhkan.

Kegiatan berlangsung baik walaupun ada kegiatan yang lebih lama dari perkiraan. Pada akhirnya seluruh kegiatan selesai dengan baik. Lampu yang dipasang di desa Pangkalan Durian dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya bahwa, bila dilakukan dengan benar, lampu tenaga surya dapat bersinar terang melampaui yang saat ini ada di rumah-rumah masyarakat. Laporan lengkap terlampir.

Setelah kunjungan selesai, Shanti mendapatkan informasi bahwa sebagian peserta pelatihan mendapatkan proyek untuk memasang listrik tenaga surya di 50 buah rumah. Proyek ini didapatkan dari LSM lain yang cukup besar. Shanti senang karena peserta pelatihan dapat melakukannya dengan baik. Dan sudah mulai muncul ide dari peserta pelatihan untuk membuat CV (Commanditaire Vennotschaap/badan usaha) sendiri.

Kunjungan kali ini sempat diliput oleh media informasi, karena ada sesi diskusi dengan anggota DPD kabupaten Landak. Liputan bisa dilihat disini .

 

<

Pembukaan acara

Peserta menyolder solar sel

Setelah panel selesai,
dipasang kembali

Memasang tiang panel
di desa Pangkalan Durian

Peserta menyiapkan kabel-kabel lampu

Seluruh peserta yang ikut bekerja
di desa Pangkalan durian
Sekilas Jalan menuju desa Pangkalan Durian


 


Rabu, 02 Maret 2022

Rencana uji coba kompor berbahan bakar alternatif

Pada bulan Februari 2022, Shanti belum ke lapangan. Tetapi melakukan persiapan untuk pelatihan pada bulan Maret 2022.

Pada bulan ini, Shanti mendapatkan informasi tentang penggunaan kompor dengan bahan bakar alternatif. Ternyata sudah cukup banyak dijual oleh berbagai pihak, walaupun begitu, model yang tersedia menggunakan blower yang membutuhkan listrik. Model seperti ini tidak cocok untuk digunakan di desa-desa yang mungkin belum mempunyai listrik.


Shanti ingin melakukan uji coba kompor dengan model yang berbeda.
Kompor jenis ini sebetulnya dahulu banyak dipakai ketika minyak tanah mudah ditemukan. Seiring dengan waktu, minyak tanah sulit ditemukan, dan kompor ini tidak digunakan lagi. Lalu diganti dengan kompor gas. Shanti tertarik untuk mencoba karena kompor ini tidak membutuhkan listrik dan tidak sulit untuk dibuat.

Shanti ingin menguji coba kompor tersebut dengan menggunakan bahan bakar minyak goreng bekas dan oli bekas dari kendaraan. Alternatif lain adalah dengan menggunakan minyak jarak, yang bisa dibuat dari biji pohon jarak. 

Kompor sudah dibeli, saat ini Shanti sedang mengumpulkan minyak goreng bekas. Shanti akan mulai melakukan uji coba pada bulan Maret - April 2022. Seandainya kompor berhasil digunakan, sistim ini dapat menolong mengurangi beban masyarakat karena dapat menjadi alternatif pengganti kompor gas.

 

Kamis, 10 Februari 2022

Pelatihan penggunaan GPIO Raspberry Pi

Pada tanggal 29-30 Januari 2022, Shanti mengikuti pelatihan Raspberry di Yogyakarta. Pelatihan ini lebih spesifik tentang penggunaan pin-pin GPIO pada Raspberry. Shanti ingin belajar tentang cara memanfaatkan pin-pin GPIO, pengaturan melalui raspberry, dan melihat kemungkinan-kemungkinan penggunaannya dilapangan.

Pin – pin GPIO ini dapat dihubungkan dengan alat lain, misalnya sensor atau motor, sehingga fungsinya dapat diatur melalui Raspberry. Fungsi ini dapat digunakan, misalnya, untuk sensor gempa atau curah hujan ataupun longsor ataupun untuk hal lain, tergantung pada sensor atau motor yang digunakan. Pengaturan pin GPIO ini dilakukan dengan script python, Shanti juga belajar cara programming dengan python. 

Pada Pelatihan ini, Shanti belajar cara menghubungkan raspberry pi dengan peralatan lain, seperti motor, lampu, sensor, dll. Peralatan – peralatan yang dapat dihubungkan adalah yang sering dipakai pada arduino. Banyak sekali jenis peralatan yang dapat digunakan. Penjelasan tentang contoh script python dapat ditemukan melalui internet, sehingga Shanti tidak akan kesulitan untuk berkreasi.

Berdasarkan pelatihan ini, Shanti dapat menggunakan pengetahuan dan ketrampilan baru sesuai kebutuhan dilapangan, misalnya:

  • Untuk daerah rawan banjir, Shanti dapat membuat sistim peringatan dini dengan menggunakan sensor curah hujan atau tinggi permukaan air sungai
  • Untuk daerah rawan longsor, Shanti dapat membuat sistim peringatan dini dengan menggunakan sensor ekstensometer yang dapat mengukur arah dan pergerakan tanah. 

Pengiriman informasi dapat melalui internet, SMS, ataupun radio komunikasi. Untuk sistim yang sederhana, raspberry pi zero sangat dimungkinkan karena sangat murah dan berukuran sangat kecil. Harga-harga sensor juga tidak mahal (walaupun ada yang berharga mahal), yang sulit adalah bagaimana caranya supaya peralatan-peralatan tersebut dirawat dengan baik dan tidak dicuri.


Ukuran raspberry pi zero
yang sangat kecil

Relay yang bisa digunakan
untuk mematikan/
menghidupkan peralatan lain

Pembuatan script python

Script python yang sedang dijalankan

Raspberry pi dihubungkan dengan
sensor suhu

Data dari sensor suhu

Senin, 03 Januari 2022

Pembuatan kincir air (2)

Pada bulan Desember 2021, kincir air sudah di tes di sungai, ditempat kincir tersebut akan dipasang. Ketika di tes, putaran kincir air tidak bisa dihentikan, yang berarti daya dorong air cukup kuat, debit air sudah cukup kuat untuk memutar kincir.

Walaupun begitu, kecepatan putaran kincir terlihat masih lebih lambat daripada kecepatan air mengalir. Oleh karena itu, kipas/dayung kincir tersebut akan dimodifikasi menjadi seperti mangkuk. Dengan harapan, dapat memaksimalkan daya dorong air dan mengurangi tahanan dibelakang kipas/dayung, sehingga putaran kincir menjadi lebih cepat.

Diperkirakan, walaupun putaran kincir dapat dimaksimalkan, aliran sungai tidak secepat yang diharapkan. Dibutuhkan putaran minimal 600rpm untuk memutar altenator dengan daya sekitar 600 watt. Atau 2.800 rpm untuk memutar altenator yang lebih besar.

Sehingga, diperkirakan akan membutuhkan susunan 3-4 pulley supaya didapatkan kecepatan yang diinginkan. Susunan pulley ini juga pasti akan menimbulkan kesulitan baru, terutama untuk menemukan pulley berdiameter besar beserta tali vanbeltnya yang cukup panjang.

Saat ini, modifikasi dayung/kipas kincir air masih dalam proses modifikasi. Setelah selesai, dan sudah diukur kecepatannya, barulah kita berpikir untuk menyelesaikan masalah-masalah berikutnya. 😋 

Pengalaman ini sangat berharga karena kita semua menjadi lebih mengerti tentang pembuatan kincir air. Kita juga mengerti bahwa sungai yang tidak terlalu deras masih bisa dipakai untuk menghasilkan listrik. Kita harus bisa beradaptasi dengan situasi setempat yang mungkin kurang ideal, dan harus berpikir supaya bisa digunakan secara maksimal.