Jumat, 07 Desember 2018

Pelatihan OpenJump dan Kobocollect di Bojonegoro

Pelatihan OpenJump dan KoboToolbox dilatarbelakangi oleh perbincangan Yayasan Shanti dengan Pak Alexander Mubarok (Pak Alex) dan teman-teman dari Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pelatihan ini diberikan selama 4 hari, 30 November - 3 Desember 2018.Peserta pelatihan berjumlah 41 orang, di antaranya perwakilan kader setiap MWC NU, Perguruan Tinggi, LSM, Organisasi Mahasiswa, dan mitra Lakpesdam NU.

Secara ringkas, materi yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
Hari 1:
  • Sesi 1: Perkenalan singkat dengan Sistim informasi geografis
  • Sesi 2: Instalasi software Openjump dan software terkait lainnya
  • Sesi 3: Mengenal Openjump dan fungsi dasar
  • Sesi 4: Diskusi tentang pemakaian sistim informasi geografis di pekerjaan sehari-hari
Hari 3:
  • Sesi 9: Mengenal Kobocollect
  • Sesi 10: Membuat formulir kobocollect
  • Sesi 11: Instalasi Kobocollect di HP android
  • Sesi 12: Menggunakan Kobocollect untuk mengumpulkan data
Hari 2:
  • Sesi 5: Menggunakan Openjump dengan peta Bojonegoro
  • Sesi 6: Menggunakan Openjump untuk melakukan analisa 1
  • Sesi 7: Menggunakan Openjump untuk melakukan analisa 2
  • Sesi 8: Menyiapkan peta siap cetak
Hari 4:
  • Sesi 13: Mengambil data kobocollect
  • Sesi 14: Menyatukan data kobocollect kedalam peta Bojonegoro
  • Sesi 15: Melakukan analisa data & Mencetak peta
  • Sesi 16: Diskusi bebas
Pelatihan berlangsung baik, beberapa peserta dapat menyerap materi lebih cepat dari peserta lainnya. Bila dibutuhkan, peserta-peserta ini dapat digunakan untuk melatih staf lain. Pelatihan ini memang harus ditindak lanjuti oleh peserta dengan lebih sering melatih diri, sehingga akhirnya bisa memakai OpenJump dan Kobocollect dengan lancar.

Selain kedua software ini, diberikan juga software lainnya: GeoODK convert (untuk merubah Garis atau poligon di ODK kedalam SHP, tidak berfungsi di linux, mungkin di windows berfungsi), Inkscape (untuk melakukan editing lebih lanjut pada peta format SVG), MapWindow (berguna untuk convert proyeksi banyak SHP), Qgis (bila peserta ingin mencoba, kemampuannya melebihi openjump), dan Saga (bila peserta ingin mencoba, lebih berguna untuk peta raster)

Semoga pelatihan ini berguna bagi bagi semuanya !


Bincang2 sebelum pelatihan

Pembukaan acara

Peserta2 yang antusias

Belajar ODK

Selamat untuk peserta yang bertahan hingga akhir !

Makan malam yg nikmat sebelum naik kreta
Nasi pecel memang Nyam2

Kamis, 06 Desember 2018

Mengikuti pelatihan Drone untuk pemetaan

Pada tanggal 8 - 10 November 2018, Shanti mengikuti pelatihan yang diadakan oleh fakultas Geografi Universitas Indonesia. Shanti mengikuti pelatihan ini supaya mengetahui proses dari awal untuk menggunakan drone dalam pemetaan. Cara ini sangat berguna ketika membutuhkan foto situasi dalam waktu singkat dengan biaya yang masih terjangkau. Sebagai contoh, ketika terjadi bencana, dibutuhkan informasi yang cepat tentang situasi dan kondisi dilapangan. Penggunaan drone dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Hari pertama, peserta diberi penjelasan dan kesempatan untuk mencoba menerbangkan drone dan mengambil foto-foto dari udara. Pengalaman ini sangat menyenangkan karena baru pertama kali menerbangkan drone.

Hari kedua, peserta diajak untuk membuat orthomosaik dari foto-foto yang diambil. Software Photoscan digunakan selama pelatihan ini. Software ini berlisensi dan harganya sangat mahal. Sebagai alternatif, dapat digunakan software Opendronemap.

Dimulai pada tengah hari kedua hingga hari ketiga, peserta diajak mengolah orthomosaik menjadi peta vektor, dan dianalisa. Software ArcGis digunakan saat pelatihan. Software ini juga berharga mahal, sebagai alternatif bisa digunakan Qgis ataupun Saga.

Beberapa catatan penting bagi Shanti setelah mengikuti pelatihan ini adalah:
  1. Drone DJI phantom 3 professional adalah drone yang paling murah untuk pembuatan foto udara bagi kebutuhan pemetaan. Kemungkinan lain adalah bereksperimen dengan melakukan modifikasi pada drone yang lebih murah. Beberapa modifikasi juga masih mungkin untuk dilakukan pada drone ini, misalnya, menambah kapasitas batere, antenna transmitter/receiver, dll.
  2. Software Pix4D penting untuk mengatur drone secara otomatis dalam proses pengambilan foto-foto udara. Software ini gratis, diinstall pada HP android. Walaupun begitu, akan kesulitan ketika akan membagi area yang akan difoto menjadi beberapa bagian, karena pix4D tidak memberikan fasilitas ini. Shanti dapat mencari kemungkinan penggunaan software lain yang gratis.
  3. Untuk membuat orthomosaik dari kumpulan foto-foto udara tersebut Shanti tidak dapat menggunakan Photoscan karena harganya sangat mahal. Untuk ini, tersedia software Opendrone Map yang gratis. Software ini dapat diinstal pada linux tanpa masalah. Software ini dapat digunakan ketika sedang dilapangan menyelesaikan proses pengambilan foto, kita dapat melihat apakah ada area yang tidak terfoto (perlu laptop dengan spesifikasi yang cukup tinggi). Sehingga ketika pulang, semua area sudah selesai difoto dengan baik.
  4. Proses pembuatan Orthomosaik ini membutuhkan computer dengan spesifikasi yang sangat tinggi dan membutuhkan waktu sangat lama, bergantung pada jumlah foto yang diolah. Salah satu kemungkinan adalah menginstall Opendronemap pada server online, dan melakukan proses orthomosaic disitu.
  5. Untuk pengolahan dan analisa foto udara, tidak perlu menggunakan software Arcgis, yang berharga sangat mahal. Shanti dapat menggunakan software Qgis dan Saga yang tersedia gratis. Semua yang dilakukan pada saat pelatihan dapat dilakukan oleh Qgis.

Penjelasan tentang Drone

Sebelum menerbangkan Drone

Peserta mencoba menerbangkan Drone

Semua sedang mencari Drone nya

Photo bersama sebelum pulang

Sabtu, 03 November 2018

Bantuan ke Palu dan sekitarnya

Pada tanggal 18 – 24 Oktober 2018, Shanti berpartisipasi untuk penanggulangan bencana di kota Palu dan sekitarnya. Shanti membawa jerigen lipat berukuran 5 liter, Lifestraw community, filter RO beserta gensetnya, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya. Fokus bantuan Shanti adalah membantu menyediakan air minum bagi yang membutuhkan, dan menyiapkan repeater VHF.

Ketika tiba di Palu, Shanti bergabung dan menjadi relawan Caritas setempat. Kota Palu sudah dibantu oleh banyak pihak dari banyak organisasi, sehingga Shanti mencoba menjangkau daerah-daerah yang masih memerlukan bantuan. Sesuai arahan dari tim Caritas, maka Shanti menjangkau dan membantu pengungsi kearah Selatan di kecamatan Kulawi di kabupaten Sigi. Perjalanan ditempuh sekitar 4-5 jam karena jalur sulit dijangkau. Harusnya daerah ini dijangkau dengankendaraan 4WD, tetapi Shanti masih bisa mencapai lokasi dengan kendaraan SUV biasa. Sebagian jalur kearah Kecamatan Kulawi, setelah gempa, menjadi rawan longsor (berwarna merah). Ketika kembali dari Kulawi dan sudah mencapai kota Palu, Shanti mendengat bahwa terjadi longsor pada jalan yang baru saja diliwati. Hingga Shanti kembali ke Jakarta, jalan tersebut masih belum bisa dilalui oleh kendaraan.
Jalur menuju Kulawi
Sesuai arahan Caritas, Shanti juga menjangkau kearah Utara, menjangkau dan membantu pengungsi di kecamatan Tompe, kabupaten Donggala. Jalur jalan masih baik walaupun dibeberapa tempat aspal pecah-pecah karena gempa, dan ada jembatan yang bergeser dari lokasi awalnya. Area ini masih dapat dijangkau dengan kendaraan biasa, tidak ditemukan kendala yang berarti. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam.Terlihat masih sedikit pihak LSM atau lainnya yang membantu daerah ini.

Dimasing-masing lokasi ketika Shanti berhenti, Shanti menghibahkan Lifestraw community, mengajarkan cara perawatannya, serta memberitahu kontak bila ada kesulitan dikemudian hari ataupun untuk  mendapatkan suku cadangnya.

Shanti kembali ke Jakarta pada tanggal 24 Oktober. Sisa-sisa barang hibah diserahkan kepada Caritas Setempat untuk diberikan kepada daerah – daerah lain yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD. Beberapa barang ditinggal di tempat penginapan, supaya bisa membantu dikemudian hari.Pihak distributor Lifestraw akan melakukan monitoring terhadap semua lifestraw yang sudah didistribusikan. Mereka berharap dapat digunakan untuk seterusnya.
Jalur menuju Tompe

Selama di Palu, tim Shanti sangat dibantu oleh keluarga dari salah satu pendiri Shanti. Keluarga tersebut sangat baik dan sangat membantu tim Shanti dalam banyak hal. Kami sangat berterima kasih atas semua kebaikannya, dan semoga kami bisa bertemu lagi dilain waktu tetapi bukan dalam situasi bencana. Shanti belajar banyak sekali dari pengalaman ini, pembelajaran ini akan sangat berguna bagi Shanti bila akan melakukan kegiatan yang sama di waktu yang akan datang.

Well Done guys. Tengkiu untuk semuanya. !! Semoga yang sudah dilakukan akan berguna bagi banyak orang.



Tim sedang di airport, akan berangkat dg perlengkapan

Tim baru tiba di Palu

Suasana di salah satu bagian kota Palu

Suasana di salah satu lokasi yang terkena Likuifaksi

Kondisi jembatan kuning yang terkenal di Palu

Suasana Jalan menuju Kulawi

Tim menjelaskan cara kerja alat di Kamp Boladangko

Ketika senggang, smua mengeringkan gigi dulu

Sebelum pulang dari Boladangko

Cara membuat saringan dari sabut kelapa dijelaskan ahlinya

Beda air hasil filter Lifestraw

Sebelum kembali dari desa Bolapappu

Tim menjelaskan alat di desa Oti

Mushola darurat di Desa Tompe

Penjelasan cara pakai alat di Desa Tompe

Diskusi dengan distributor Lifestraw

Penjelasan Lifestraw sebelum dihibahkan ke Caritas

Pelatihan cara pakai filter RO sebelum dihibahkan

1 buah Lifestraw akhirnya dipakai di dapur umum Caritas

Seorang ahli sedang mengisi jerigen lipat

Entah apa yang dibicarakan

Sebelum pulang dari caritas setelah hibah alat

Keluarga besar yang sangat baik dan sangat menolong tim kami

Selasa, 30 Oktober 2018

Pelatihan penggunaan Raspberry Pi di Sumba Timur

Paket sunking home 400
Setelah demo di Kupang, salah satu pihak dari Waingapu tertarik dan ingin menyatukan Raspberry
kedalam paket penjualan solar panelnya. Didalam paket solar panel yang berkapasitas besar, sudah termasuk TV LED (Sunking solar panel home 400). Sehingga TV LED ini bisa juga digunakan sebagai monitor Raspberry, ataupun disediakan monitor terpisah.

Ibu Sarah sudah membeli beberapa set Raspberry Pi untuk dijual di Waingapu. Pada tanggal 4 – 8 Oktober, Shanti berkunjung ke kota Waingapu untuk memberikan pelatihan penggunaan Raspberry. Pelatihan diberikan di kantor yayasan Koppesda, dan dihadiri oleh perwakillan dari Dinas Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), Guru sekolah dan beberapa anggota Koppesda. Diharapkan demo yang dilakukan di Waingapu akan menarik minat warga setempat, dan warga dapat membelinya dengan paket solar panel, pembayarannya dapat dicicil.

Seluruh sistim desktop Raspberry pi dapat dinyalakan dengan sunking home 400. Walaupun begitu, untuk menggunakan printer dibutuhkan sumber listrik lain, yang paling mudah ditemukan adalah aki sepeda motor. Sehingga kami menggunakan aki sepeda motor ketika demo, ditambah dengan inverter, untuk mencoba mencetak dengan printer biasa.

Kunjungan yang sangat menyenangkan, semoga berguna untuk masyarakat. Dan semoga kita bisa berkunjung kembali untuk episode berikutnya.


Paket-paket raspberry sedang dibongkar

Demo menggunakan aki sepeda motor untuk printer

Demo penggunaan Raspberry Pi sebagai Desktop komputer

Pelatihan untuk menyiapkan Raspberry Pi bagi pelanggan

salah satu peserta pelatihan sudah terlihat pusing

Mengunjungi lapangan

Pemandangan dilapangan

Sabtu, 15 September 2018

Demo Raspi di Kupang, Soe, dan Maumere

Bulan Agustus ini Shanti berkunjung ke 3 tempat yaitu di Kabupaten TTS (Soe), Kupang dan Kabupaten Sikka. Tujuan datang ke Soe dan Kupang adalah untuk memperkenalkan Raspberry Pi ke pihak-pihak terkait seperti Guru dan Pegawai desa  yang berada di daerah terpencil. Setelah selesai di Kupang dan Soe, Shanti langsung pergi ke Sikka untuk melakukan kegiatan lainnya yaitu memberikan Pengajaran materi “Choose Life / Piilhan Hidup” untuk remaja di Desa Nita,  membantu Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan dengan aplikasi pelacakan Rabies, kemudian memperkenalkan Raspberrry pi di Sikka.

Diluar dugaan, ternyata banyak sekali yang antusias dengan Raspberry Pi yang digunakan sebagai desktop. Sebagian peserta tertarik karena dengan Raspberry Pi mereka dapat menggunakan komputer di daerah yang tidak terjangkau listrik PLN.

Salah satu peserta, pak Umbu Yanto, dari sumba, mencoba memakai baterai merek SUNKING untuk disambungkan ke Raspberry. Baterai ini merupakan 1 paket komplit dengan solar panel dan 3 lampu LED. SUNKING menggunaka baterai Lithium kapasitas 6000mAh, dengan daya output 12V untuk menyalakan peralatan DC 12V dan output daya USB 5.5V dirancang untuk memberi daya pada perangkat USB standar apa pun seperti charger semua jenis HP, isi daya PowerBank dll.Percobaan berhasil dengan baik, sehingga artinya batere tersebut dapat digunakan untuk menyalakan Raspberry Pi beserta monitornya.

Dalam kunjungan yang sama, Shanti juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan remaja di Desa Nita tentang "mengenali diri sendiri". Materi ini adalah salah satu dari materi dalam modul 'Pilihan Hidup' yang merupakan program pencegahan HIV-AIDS.



Sedang mencoba Batere Sunking dengan Raspberry Pi

Batere Sunking yang nantinya akan terhubung dengan Solar Panel

Peserta demo Raspberry di Soe

Peserta demo Raspberry di Soe

Diskusi Mengenali Diri Sendiri

Diskusi kelompok peserta

Diskusi di Dinas Peternakan

Pabrik Coklat pertama di Maumere