Rabu, 07 Oktober 2020

Menghidupkan kembali APRS IGate

Karena PSBB, Shanti menggunakan waktu untuk berlatih diri membuat antenna sederhana. Dua buah antenna berhasil diselesaikan. Antena yang pertama akan digunakan di frekuensi 144.390 MHz untuk kebutuhan Igate APRS. Antena yang kedua digunakan untuk komunikasi suara.

Kedua antenna ini adalah tipe Slim Jim, desain antenna didapatkan dari situs web. Masing-masing ntenna menggunakan pipa paralon ukuran ¾ inchi, sepanjang 2 meter, ditambah kabel bekas kira-kira sepanjang 2,5 meter. Semuanya dirangkai sesuai dengan ukurannya.

Setelah selesai, tahapan berikutnya adalah menentukan titik lokasi pemasangan kabel RG58. Titik lokasi ini diperoleh dengan menggunakan SWR meter, mencari titik dengan SWR terendah (dibawah 1,5) pada frekuensi yang diinginkan. Setelah titik didapatkan, ujung kabel RG58 disolder pada antenna. Dan akhirnya antenna dipasang diatas tiang, dihubungkan ke radio dengan menggunakan kabel RG8.

 


Shanti menggunakan HT Baofeng UB-V5, raspberry pi 2 beserta USB soundcard dan 8GB sdcard untuk membuat stasiun penerima APRS. Semua peralatan dihubungkan dengan kabel buatan sendiri. Sinyal suara dari antenna disalurkan melalui kabel menuju radio. Suara dilanjutkan dari radio menuju soundcard, dan akhirnya diterima oleh Raspberry Pi. Sinyal suara ini akan diolah oleh program di Raspberry pi, dan lalu dikirimkan ke internet melalui Wifi.

Software yang digunakan adalah Direwolf karena dari beberapa kali percobaan, software ini yang paling mudah digunakan dibandingkan cara lain. Petunjuk instalasi dan penggunaan software Direwolf dapat ditemukan pada situsnya, tersedia juga dokumen khusus untuk Raspberry pi.

Instalasi Direwolf tidak berjalan mulus. Setelah mencoba beberapa hari dengan semua cara yang diketahui Shanti, ternyata gagal untuk memasang Direwolf tanpa versi desktop. Versi non Desktop awalnya dipilih karena lebih ringan untuk raspberry pi. Karena gagal, maka Raspbian versi desktop dipasang pada Raspberry, dan seluruh proses instalasi Direwolf berjalan lancar.

Setelah terpasang dengan baik, maka proses selanjutnya adalah mengatur program Direwolf untuk mengenali soundcard, callsign beserta passcode, server APRS, pengaturan volume, dan beberapa hal lainnya. Setelah selesai, Shanti melakukan tes, semua berjalan dengan baik. Hingga laporan ini ditulis, sistim ini masih dinyalakan dan dilihat apakah ada masalah yang muncul. IGate ini menggunakan callsign YD0PVI-13, dan dapat dilihat pada situs aprs.fi.

Shanti sejak dulu tertarik dengan APRS karena sangat berguna ketika terjadi bencana. Sistim ini digabung dengan sistim komunikasi radio, akan jauh mempermudah penanganan bencana. Software penanganan bencana yang saat ini terbaik dan gratis, dengan melibatkan APRS adalah Sartrack. Shanti sangat ingin berlatih diri menggunakan Sartrack dengan seluruh kemampuannya, tetapi hingga saat ini belum menemukan pihak-pihak yang tertarik untuk besama-sama berlatih. Walaupun begitu semua staf Shanti dan pihak yang sering membantu dilapangan semuanya sudah memiliki Callsign, salah satu syarat penting untuk menggunakan APRS.