Kamis, 07 Desember 2023

Menyiapkan Sistim peringatan dini (3)

Pada awal bulan ini Shanti masih mencoba melengkapi coding untuk ESP32. Walaupun begitu, setelah dicoba dengan berbagai cara, masih tidak berhasil membuat ESP32 bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Shanti lalu mencoba untuk kembali menggunakan Arduino nano. Setelah mencoba berkali-kali, akhirnya arduino nano bekerja dengan baik, sesuai dengan yang diinginkan. Shanti tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang penulisan coding ataupun arduino dan ESP42. Sehingga lebih banyak mencoba menulis coding, melihat hasilnya, merubah coding kembali, dan seterusnya.

Shanti menghabiskan waktu yang lama, lebih dari tiga bulan untuk keseluruhan proses. Selama proses, Shanti juga menemukan bahwa modul Sim800L dan sensor jarak jsn-sr04t mudah rusak. Keduanya sensitive dengan perubahan voltase, Shanti harus membeli 3 buah modul sim800L dan 1 buah modul jsn-sr04t karena rusak selama proses percobaan.

Langkah berikutnya adalah memasukkan semua perlengkapan kedalam sebuah kotak, sehingga aman dari cuaca (panas, hujan, debu) bila misalnya diletakkan ditepi sungai. Sumber listrik akan menggunakan solar panel, sementara penyimpanan listrik kemungkinan besar akan menggunakan baterai lithium 18650. Baterai lithium ini berukuran jauh lebih kecil daripada aki vrla. Shanti sudah banyak pengalaman menggunaan solar panel dan baterai lithium 18650, sehingga tidak menjadi masalah besar.

Shanti akan melihat kembali Esp32 setelah perangkat diatas selesai dirakit didalam kotak kedap air.

Selasa, 07 November 2023

Menyiapkan Sistim peringatan dini (2)

Sudah dua bulan Shanti berusaha menyelesaikan coding untuk sistim peringatan sederhana ini. Walaupun begitu, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. 

Selama sebulan ini Shanti mencoba menulis coding dengan berbagai cara supaya perangkat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Peralatan masih belum dapat berfungsi dengan baik.

Karena tidak berhasil dengan Arduino, Shanti mencoba mengganti Arduino dengan ESP32 Wroom. Perangkat ini menggunakan prosesor yang lebih baik daripada arduino. Walaupun begitu, Shanti harus belajar kembali karena coding untuk ESP32 ini tidak sama persis dengan coding untuk arduino.

Ketika dicoba dengan berbagai cara, ternyata prosesnya juga tidak semudah yang diharapkan. Terlebih lagi, panduan dari internet tidak sebanyak Arduino.

Selama proses, Shanti menemukan bahwa arus listrik yang menuju SIM800L ternyata tidak cukup besar, sehingga menyebabkan SIM800L tidak dapat berfungsi dengan baik. Setelah arus listrik diubah dengan menggunakan baterai Lithium 18650, tampaknya SIM800L dapat berfungsi dengan baik.

Hal ini menyebabkan Shanti mencoba kembali menggunakan Arduino karena dengan ESP32 Wroom hasilnya lebih parah.

Shanti membutuhkan waktu yang lama karena proses ini dilakukan dengan trial-error-revisi. Ketika laporan ini ditulis, Shanti masih mencoba berbagai cara. Proses ini akan berlangsung terus hingga peralatan berfungsi sesuai dengan yang diinginkan dan Shanti yakin akan berfungsi baik ketika digunakan di lokasi yang sebenarnya.

Senin, 09 Oktober 2023

Menyiapkan Sistim peringatan dini

Bulan ini Shanti mencoba memperbaiki program pada Arduino nano dan SIM800L. Arduino Nano menjadi pusat pengaturan semua peralatan lainnya, sementara SIM800L adalah modul GSM yang menghubungkan arduino dengan jaringan GSM. Dengan kedua peralatan ini, Shanti dapat mengatur perubahan-perubahan dengan melalui SMS, sehingga dapat dilakukan dari jarak jauh. Arduino nano juga dapat mengirimkan pesan-pesan SMS peringatan dini melalui modul SIM800L tersebut.

Tidak mudah untuk menyiapkan/mengatur arduino nano supaya dapat melakukan tugas yang diinginkan. Shanti membutuhkan banyak waktu dan percobaan – percobaan untuk memastikan peralatan berfungsi seperti yang diharapkan.

Shanti sudah memastikan bahwa SIM800L dapat digunakan dengan simcard telkomsel dan XL. Shanti juga sudah berhasil membuat kedua peralatan tersebut bereaksi dengan baik ketika perintah dikirimkan melalui SMS.

Melalui coding tersebut, Shanti dapat merubah nomor telpon yang tersimpan di arduino nano. Daftar nomor-nomor telpon ini penerima pesan SMS peringatan dini. Seperti kita ketahui, kemungkinan besar daftar nomor-nomor telpon ini akan berubah seiring dengan waktu, misalnya, pak kades mengganti nomor telpon, atau terjadi penggantian kades yang menggunakan nomor telpon berbeda, dll.

Akan sangat menyulitkan bila Shanti harus datang ke lokasi dan mengganti daftar nomor telpon tersebut. Akan sangat membantu bila proses penggantian ini dapat dilakukan dari jarak jauh melalui SMS saja.

Hingga laporan ini ditulis, Shanti berhasil menyiapkan rangkaian arduino – Simcard – sensor jarak untuk dipakai sebagai alat peringatan dini yang murah. Walaupun begitu, masih ada proses yang masih belum selesai:

  • Menggabungkan semua coding yang masih terpisah-pisah menjadi satu program.
  • Melakukan tes hingga Shanti yakin semua proses sudah bekerja dengan baik.
  • Menyiapkan solar panel dan baterai yang sesuai untuk menyediakan listrik bagi seluruh peralatan.
  • Menyatukan seluruh rangkaian peralatan menjadi ringkas, tahan terhadap situasi dilapangan, dan akhirnya siap pakai.

Shanti masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan semuanya hingga peralatan siap pakai.

 

Dibawah ini adalah contoh program arduino yang dibuat untuk mengubah daftar nomor telpon melalui perintah SMS.

 

       

#include 

//Create software serial object to communicate with SIM800L
SoftwareSerial mySerial(3, 4); //SIM800L Tx & Rx is connected to Arduino #3 & #2

String message;
String CellNumtemp;
String CellNum;
String f1001;
String f1002;
String f1003;


void setup()
{
  //Begin serial communication with Arduino and Arduino IDE (Serial Monitor)
  Serial.begin(9600);
  
  //Begin serial communication with Arduino and SIM800L
  mySerial.begin(9600);

  Serial.println("Initializing..."); 
  delay(1000);

  mySerial.println("AT"); //Once the handshake test is successful, it will back to OK
  updateSerial();
  
  mySerial.println("AT+CMGF=1"); // Configuring TEXT mode
  mySerial.println("AT+CNMI=1,2,0,0,0");
  f1001 = "+3456789012345";
f1002 = "+2345678901234";
f1003 = "+1234567890123";

}

void loop()
{
  // mySerial.println("AT+CMGDA=\""); 
  // mySerial.println("DEL ALL\"");
  updateSerial();




updateSerial();

message =mySerial.readString();

   Serial.println (message);

   
   CellNumtemp = message.substring(message.indexOf("+62"));
   CellNum = CellNumtemp.substring(0,14);

   Serial.println("nomor pengirim:");
   Serial.println(CellNum);


    if (message.indexOf("NEW f1001:") > -1) {
        int idx = message.indexOf("f1001:");

        f1001 = message.substring(idx+6, idx+6+f1001.length());
        Serial.println (f1001);
          
          mySerial.println("AT+CMGF=1"); // Configuring TEXT mode
          delay(1000);
          mySerial.print("AT+CMGS=\"" + CellNum + "\"\r");
          delay(1000);
          mySerial.print("New f1001:"); //text content
          mySerial.print(f1001); //text content
          delay(1000);
          mySerial.println((char)26);
          delay(1000);
}
    if (message.indexOf("NEW f1002:") > -1) {
        int idx = message.indexOf("f1002:");

        f1002 = message.substring(idx+6, idx+6+f1002.length());
        Serial.println (f1002);
          
          mySerial.println("AT+CMGF=1"); // Configuring TEXT mode
          delay(1000);
          mySerial.print("AT+CMGS=\"" + CellNum + "\"\r");
          delay(1000);
          mySerial.print("New f1002:"); //text content
          mySerial.print(f1002); //text content
          delay(1000);
          mySerial.println((char)26);
          delay(1000);
}
    if (message.indexOf("NEW f1003:") > -1) {
        int idx = message.indexOf("f1003:");

        f1003 = message.substring(idx+6, idx+6+f1003.length());
        Serial.println (f1003);
          
          mySerial.println("AT+CMGF=1"); // Configuring TEXT mode
          delay(1000);
          mySerial.print("AT+CMGS=\"" + CellNum + "\"\r");
          delay(1000);
          mySerial.print("New f1003:"); //text content
          mySerial.print(f1003); //text content
          delay(1000);
          mySerial.println((char)26);
          delay(1000);      

}
if (message.indexOf("REPORT") > -1) {
        
          mySerial.println("AT+CMGF=1"); // Configuring TEXT mode
          delay(1000);
          mySerial.print("AT+CMGS=\"" + CellNum + "\"\r");
          delay(1000);
          mySerial.print("f1001:"); //text content
          mySerial.print(f1001); //text content
          mySerial.print("\nf1002:"); //text content
          mySerial.print(f1002); //text content
          mySerial.print("\nf1003:"); //text content
          mySerial.print(f1003); //text content
                 
          delay(1000);
          mySerial.println((char)26);
          delay(1000);       

}

}
void updateSerial()
{
  delay(500);
  while (Serial.available()) 
  {
    mySerial.write(Serial.read());//Forward what Serial received to Software Serial Port
  }
  while(mySerial.available()) 
  {
    Serial.write(mySerial.read());//Forward what Software Serial received to Serial Port
  }



}

Selasa, 05 September 2023

Super flour modifikasi 1

Pada bulan Desember 2020 lalu shanti mencoba membuat tepung super flour. Ide tersebut dulunya muncul berdasarkan pengalaman di lapangan, di mana kasus kurang gizi banyak terjadi di berbagai daerah terutama pedesaan dan daerah terpencil.

Shanti mencoba membuat tepung bergizi siap saji, sebagai solusi untuk permasalahan sulitnya mendapatkan atau mahalnya bahan makanan bergizi. Harapannya, tepung ini menjadi makanan pendamping ASI yang murah, mudah didapatkan, mudah disajikan serta mampu memenuhi kebutuhan gizi balita.

Pada saat itu, tepung super flour dibuat dari kacang kedelai, kacang hijau dan jagung. Tepung diuji coba rasanya terhadap beberapa anak di Desa Fatukanutu. Kabupaten Kupang pada tahun 2020. Hasilnya, anak – anak kurang suka dengan rasa makanan tersebut. Oleh karena itu, Shanti memikirkan kembali cara memperbaiki tepung agar disukai anak balita.

Karena rasanya tidak disukai anak - anak, Shanti mengganti jagung dengan kelapa dan menambahkan tepung ubi ungu. Pertimbangannya, kelapa memiliki rasa gurih, sedangkan ubi ungu memiliki rasa yang sedikit manis. Harapannya bahan ini bisa menambah rasa tepung sehingga lebih disukai anak – anak.

Kali ini Shanti menggunakan mesin gilingan tepung yang biasanya digunakan di pasar. Agar tepung yang dihasilkan lebih halus dan lebih cepat dibandingkan blender biasa. Blender yang dahulu digunakan tidak cukup kuat sehingga pisaunya menjadi patah. Grinder yang sekarang digunakan jauh lebih kuat untuk menggiling biji-bijian.

Cara Pembuatan :

Kacang hijau dan kacang kedelai yang sudah kering dan sudah dibersihkan kulit arinya. Kedua bahan masing – masing disangrai secara terpisah, lalu digiling sampai halus. Sedangkan tepung ubi ungu dibeli yang sudah jadi.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyangrai kacang kedelai sekitar 18 – 20 menit, dengan api kecil. Untuk menyangrai kacang hijau dengan api kecil selama 20 – 25 menit. Sementara waktu untuk menyangrai kelapa parut dibutuhkan sekitar 30 – 35 menit, dengan api paling kecil dan diaduk terus agar warnanya tetap bagus.

Percobaan pertama menggunakan tepung kedelai, tepung kacang hijau, dan kelapa parut. Hasilnya dicoba, ternyata kelapa parut sangat membantu memperbaiki rasanya. Walaupun begitu, kelapa parut juga membuat makanan menjadi lebih “seret”, terasa ada yang menyangkut di mulut. Hal ini dapat menjadi masalah dengan anak-anak ketika makan.

Shanti mencoba menggiling kelapa parut yang sudah disangrai tersebut. Tetapi proses penggilingan mengeluarkan minyak, sehingga tidak bisa dipakai. Shanti juga mencoba menggunakan blender, hasilnya masih bisa digunakan karena tidak terbentuk minyak, tetapi rasa “seret” masih belum hilang juga.

Sehingga, Shanti mengganti lagi kelapa parut dengan ubi ungu (tepung kacang hijau, tepung kedelai, dan tepung ubi ungu). Hasilnya kurang gurih dibandingkan dengan memakai kelapa parut, tetapi muncul rasa manis yang samar dari ubi ungu. Setelah ini, Shanti mengemas hasil akhirnya dan membagikan ke beberapa pihak untuk dicoba.

Shanti mencampurkan tepung kedelai, tepung kacang hijau dan tepung ubi ungu masing – masing sebanyak 150 gr. Setelah tercampur semuanya, tepung dimasukkan ke dalam bungkusan plastik berisi 75 gr.

Shanti masih perlu waktu untuk menguji coba rasa tepung, apakah akan disukai oleh anak balita atau tidak. Selain itu, Shanti juga perlu menguji coba kandugan gizi tepung untuk mengetahui apakah mampu memenuhi kebutuhan gizi balita. 

 

Kamis, 10 Agustus 2023

Lagu Rabies

 

Pada bulan Juli, Shanti berkoordinasi dan berdiskusi dengan berbagai pihak di Maumere. Kesimpulan dari diskusi ini adalah keinginan untuk lebih fokus pada proses pencegahan

Dari semua kemungkinan, akhirnya dipilih untuk membuat sebuah lagu. Dari hasil diskusi, terbentuk lirik untuk lagu tersebut:

RABIES

Tahukan kau rabies itu berbahaya?

Gigitan atau cakaran kucing anjing kera bisa membuatmu kena rabies

Bila terlambat ditangani pasti akan mencabut nyawamu

 

Ayo ayo berantas rabies

 

Bila tergigit atau tercakar, walau luka kecil, langsung cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit.

lalu langsung ke puskesmas terdekat, dan minta suntikan anti rabies

 

Ayo ayo berantas rabies

 

Supaya tidak kena rabies, vaksinlah kucing anjing kera peliharaanmu setiap tahun

Jangan biarkan mereka berkeliaran bebas. Waspadalah bila mereka sembunyi ditempat gelap dan menyerang apa saja didekatnya

 

Ayo ayo berantas rabies

 

Semua orang bisa tertular, cicit, cucu, anak muda, orang tua, ibu, bapak

Ayo ayo berantas rabies

Ayo ayo selamatkan sodaramu semua

 

Shanti menganggap lirik ini sudah sederhana tetapi memuat pesan bahaya rabies, pencegahan, tindakan awal dan tindakan lanjutannya bila tergigit.

Setelah lirik lagu terbentuk, Shanti menghubungi beberapa pihak yang dianggap mampu untuk merubahnya menjadi sebuah lagu. Pada saat laporan ini ditulis, pembuatan lagu masih dalam proses. Smoga ada pihak yang dapat mengubahnya menjadi sebuah lagu yang disukai masyarakat di NTT.

Apabila lagu selesai, Shanti berencana untuk menggunakannya di NTT, terutama di kabupaten Sikka dan TTS. Tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakannya di daerah lain yang mempunyai masalah dengan kasus Rabies.

Bila anda mempunyai usulan untuk lirik lagu tersebut, atau bila sanggup dan rela mengubahnya menjadi lagu, silahkan hubungi kami.

Kamis, 06 Juli 2023

Pelatihan kader posyandu

Pada tanggal 5-6 Juni 2023, pelatihan kader posyandu tentang nutrisi anak diberikan oleh Shanti. Kegiatan ini adalah hasil kerja sama dengan yayasan IP3/ pelatihan diberikan pada kader-kader dari dua buah posyandu. 

Posyandu – posyandu ini terletak di wilayah dampingan yayasan IP3. Staf puskesmas setempat juga ikut hadir pada pelatihan ini. Pelatihan diberikan kepada kader posyandu di Desa Dara Itam,Kec. Jelimpo Kab. Ngabang. Peserta terdiri dari para kader  posyandu di Kecamatan Jelimpo.

Pelatihan kader ini bertujuan untuk membekali kader posyandu dengan ketrampilan dan pengetahuan supaya dapat melakukan pemantauan pertumbuhan, identifikasi masalah kurang gizi pada anak usia balita, konseling sederhana bagi keluarga dari anak kurang gizi, dan melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu balita di Posyandu.

Pelatihan direncanakan akan dilakukan secara bertahap supaya materi yang diberikan tidak terlalu banyak, yang akan menyulitkan kader untuk melaksanakannya di lapangan.

Setelah pelatihan selesai, Shanti berjanji akan bekerja sama dengan yayasan IP3 serta seniman lokal untuk memasukkan pesan-pesan gizi anak kedalam kesenian lokal, Jonggan. 



Kader berlatih mengisi kms dengan benar

Mengukur panjang anak dengan alat yang tersedia di posyandunya

Menimbang dengan alat yang tersedia di posyandunya

Diskusi tentang pemberian makanan anak

Praktek menyiapkan makanan anak

Kader presentasi hasil diskusi kelompoknya

Kamis, 04 Mei 2023

Membuat antena Modified Egg Beater

Shanti mencoba untuk membuat antenna untuk komunikasi dengan satelit. Komunikasi dengan satelit berlangsung secara cross band, maksudnya, untuk memancarkan (uplink) akan menggunakan band VHF, sementara untuk menerima (downlink) akan menggunakan band UHF. Untuk satelit Lapan A2 Orari (IO-86) frekuensi downlink yang digunakan adalah 435.880 MHz sementara frekuensi uplink adalah 145.880 MHz dengan tone 88.5hz.

Oleh karena perbedaan frekuensi uplink dan downlink ini maka dibutuhkan dua buah perangkat radio, satu untuk menerima, dan satu lagi untuk memancar. Demikian juga akan dibutuhkan dua buah antenna.

Shanti mencoba membuat sendiri antenna yang dibutuhkan karena antenna siap pakai yang dijual berharga cukup mahal. Pada saat laporan ini ditulis, proses pembuatan antenna modified Egg Beater masih sedang dalam proses pembuatan. Antena yang pertama dicoba adalah antenna untuk downlink, apabila berhasil dengan baik, maka Shanti akan mencoba membuat antenna untuk uplink. Oleh karena baru kali ini Shanti mencoba membuat antenna jenis ini, maka Shanti masih harus banyak belajar dari proses pembuatannya.

Antena modified Egg Beater ini dipilih oleh Shanti karena dapat dipasang secara statis menghadap ke langit tanpa harus mengubah arah antenna untuk mengikuti arah pergerakan satelit. Hal ini akan sangat memudahkan proses komunikasi dibandingkan dengan menggunakan antenna yagi yang harus diarahkan mengikuti pergerakan satelit. Walaupun begitu, percobaan-percobaan harus dilakukan untuk memastikannya. Antena ini berukuran relative tidak besar, sehingga masih mudah untuk dibawa.

Jadwal lintasan satelit dapat dilihat dengan menggunakan aplikasi yang dipasang pada HP android. Aplikasi ini gratis dan dapat diunduh dari play store.

Aplikasi yang digunakan adalah Amsatdroid. Berdasarkan informasi yang tertera, maka dapat diketahui kapan satelit tersebut melintas dan dapat melakukan komunikasi. Sekilas ketika dicoba, tanpa internet, aplikasi ini masih dapat menampilkan informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat digunakan ketika dalam situasi tanpa internet.

Komunikasi dengan menggunakan satelit ini sangat berguna bila melakukan kegiatan penanggulangan bencana. Dengan menggunakan perangkat radio kecil, komunikasi bisa dilakukan dengan lokasi yang sangat jauh.

Senin, 10 April 2023

Membuat antena sederhana

Bulan ini Shanti melatih staf (YD6HAZ) dalam hal pembuatan antenna sederhana. Berdasarkan pengalaman, antenna Slim Jim, yang merupakan modifikasi dari antenna Jpole, merupakan antenna yang paling mudah dibuat.

Ukuran antenna SlimJim sudah tersedia secara online di https://m0ukd.com/calculators/slim-jim-and-j-pole-calculator/. Menggunakan kalkulator tersebut, Shanti membuat antenna untuk frekuensi 145.000 MHz.

Pipa paralon berukuran ¾ inchi digunakan sebagai batang antenna, kabel bekas digunakan sebagai antenna. Berdasarkan kalkulator diatas, kabel dipotong dan dirakit pada pipa paralon. Pada bagian bawah antenna, dibuatkan choke yang berupa kabel RG58 dililitkan pada pipa paralon sebanyak 7 putaran. Hanya dibutuhkan waktu yang singkat untuk merakit antenna tersebut.

Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan tuning antenna. Dengan menggunakan SWR meter, dicari lokasi dengan SWR lebih kecil dari 1,5. Setelah lokasi didapatkan, lalu kabel RG58 disolder pada titik tersebut. Maka proses pembuatan antenna selesai. Berdasarkan pengalaman, bila choke dibuat setelah proses tuning, biasanya nilai SWR akan berubah sehingga proses tuning harus diulang kembali.

Shanti memilih antenna ini karena merupakan antenna ½ lamda sehingga tidak memerlukan ground plane. Dan juga karena bahan-bahannya mudah didapatkan dan berharga sangat murah.

Selain itu, Shanti juga mengganti tiang antenna VHF yang terpasang di lokasi sehingga APRS IGate (YD0PVI-13) berfungsi kembali. Shanti menggunakan bambu sebagai tiang, sehingga secara periodik banbu harus diganti ketika menjadi keropos.

Rabu, 08 Maret 2023

Berkunjung ke 2nd Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference

Pada tanggal 02 Maret, Shanti mengunjungi ADEXCO (2ND Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference). ADEXCO merupakan pameran internasional yang menghubungkan perusahaan, pemerintah dan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menampilkan kepemimpinan, keahlian dan produk mereka di dalam manajemen bencana.

Pameran kali ini menampilkan banyak hal dari beberapa Negara. Shanti mengunjungi stand BMKG dan mendapatkan souvenir berupa 2 buku yang dapat diambil setiap pengunjung. Yang pertama merupakan buku saku One Obsevation Policy (Kebijakan Satu Pengamatan) Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Buku ini merupakan informasi dan pengenalan tentang kebijakan bagi Lembaga, Badan Hukum, pemda, pihak swasta maupun masyarakat yang melakukan pengamatan MKG. BMKG menetapkan standardisasi pelaksanaan pengamatan MKG secara nasional meliputi standar pengamatan, metadata, peralatan, pemeliharaan peralatan dan kalibrasi menuju standar Internasional WIGOS.

Buku yang kedua berupa komik dengan judul Kabut Asap Mencemari Kualitas Udara. Komik ini merupakan edukasi yang sederhana dan mudah dipahami tentang kualitas udara. Pembaca dikenalkan dengan lokasi-lokasi di Indonesia yang mudah mengalami kebakaran lahan serta kondisi lingkungan saat terjadi kebakaran hutan Riau. Pembaca juga diajak untuk mencari informasi yang benar serta menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia.

Shanti sangat tertarik dengan stand wateroam (ROAMfilterTM) dari Singapura. Menampilkan alat penyaring (filter) air dengan 3 tipe. Yang pertama ROAMfilterTM Solo (air filter personal) untuk kemping, dapat dipasang ke botol atau ember dan tidak menggunakan listrik. Kapasitas produksi air mencapai 60 liter per jam dan jangka penggunaan hingga 10.000 liter atau 2 tahun tergantung kualitas air.

Tipe kedua ROAMfilterTM Mini 2 untuk keluarga, memiliki kapasitas produksi air bersih mencapai 150 liter per jam untuk pompa manual dan 300 liter per jam untuk pompa otomatis. Jangka penggunaan hingga 500.000 liter. Tipe ketiga ROAMfilterTM Plus 2, dengan kapasitas produksi air bersih mencapai 300 liter per jam untuk pompa manual dan 500 liter per jam untuk pompa otomatis. Jangka penggunaan hingga 1 juta liter air. Pompa ini efisien digunakan dalam keadaan bencana, di mana biasanya sulit menemukan air bersih.

Semua produk Water roam mudah untuk dibawa karena berukuran relatif kecil, dan mudah digunakan pada kegiatan penanggulangan bencana karena tidak membutuhkan listrik. Ketika filter kotor, aliran air dapat dibalik untuk membersihkan filter. Dan ketika aliran balik sudah mengecil, maka filter harus diganti.


Dapat menggunakan sumber
air yang relatif kotor

Hasilnya dapat langsung
diminum

Hanya membutuhkan tenaga
untuk pompa tangan

Berukuran kecil, mudah dibawa

Jumat, 03 Februari 2023

Persiapan Pelatihan

Awal tahun ini Shanti menerima permintaan untuk memberikan pelatihan penggunaan Raspberry pi. Lokasi pelatihan adalah di desa Nangkakajan / Nangka Kayan, kecamatan Nanga Pinoh, Kalbar. Lokasi ini ternyata jauh dari kota Pontianak maupun kecamatan Ngarak yang biasanya didatangi oleh Shanti. Masih memerlukan sekitar 8 – 9 jam perjalanan dari Kecamatan Ngarak.

Shanti memutuskan untuk tidak mengunjungi lokasi tersebut karena terlalu jauh dan akan membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Walaupun begitu, proses pelatihan ini masih dapat dilakukan secara online. 

Shanti sudah mencoba melakukan penilaian tentang kualitas jaringan internet dilokasi tersebut, dan kelihatannya cukup baik, sehingga pelatihan secara online masih memungkinkan. Materi pelatihan dapat dikirimkan melalui whatsapp ataupun email. Hingga laporan ini ditulis, Shanti masih menyiapkan materi dan berkoordinasi dengan pihak dilapangan.


Sabtu, 07 Januari 2023

Libur akhir tahun

Bulan ini Shanti tidak melakukan kunjungan ke lapangan karena pihak-pihak dilapangan banyak yang sedang dalam masa libur akhir tahun.

Shanti masih sempat berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk menyiapkan kegiatan-kegiatan di bulan berikutnya.