Senin, 11 Maret 2024

Testing LoRa (1)

Shanti sudah membeli board Lora, produksi Heltec Lora 32 V3 frekuensi 863 – 928 MHz, dan frekuensi 433 – 510 MHz. Nano VNA juga sudah dibeli, alat ini akan digunakan untuk tuning antenna.

Shanti sudah mencoba membuat antenna untuk frekuensi 923MHz, dan nilai SWR yang didapatkan sudah dibawah 1,5. Antena sederhana ini terbuat dari kawat tembaga berdiameter 3mm. Desain antenna mengikuti perhitungan untuk antenna JPole untuk frekuensi 923MHz.

Setelah itu, Shanti mencoba mengemas antenna supaya mudah digunakan, dengan menggunakan resin epoxy. Antena tidak bisa dimasukkan seluruhnya kedalam pipa karena nilai SWR meloncat tinggi, sehingga hanya bagian bawah yang dimasukkan kedalam pipa paralon dan difiksasi dengan resin.

Masalah muncul ketika antenna sudah dimasukkan kedalam pipa pralon dan ditambah resin. Keesokan hari ketika resin sudah kering, dan antenna sudah selesai, ternyata nilai SWR berubah menjadi sangat tinggi dan akhirnya antenna tidak bisa digunakan. Penggunaan resin ternyata sangat mempengaruhi antenna.

Sehingga Shanti harus membuat antenna baru, tanpa menggunakan resin. Sayang sekali karena kemasan ini mudah digunakan karena konektor antenna sudah terpasang dibagian bawah antenna.

Setelah antenna baru selesai dibuat, Shanti mencoba menggunakan kawat tembaga berukuran kecil yang disolder ke antenna dengan menggunakan torch, lalu kabel RG58 disolder ke kawat tembaga tersebut. Ternyata hal ini juga menyebabkan SWR menjadi hancur. Penyebabnya karena kabel RG58 tidak dapat disolder dengan baik ke kawat tembaga tersebut, sementara penggunaan torch tidak dapat dilakukan karena kabel akan meleleh.

Shanti mencoba lagi dengan menggunakan skun gepeng yang disolder ke kawat tembaga, lalu kabel RG58 dipasangi skun gepeng, dan kedua skun dihubungkan.

Shanti mencoba membuat antenna dengan berbagai cara dan desain. Pembuatan antenna Jpole maupun Slimjim tidak begitu memuaskan, dari beberapa buah yang dibuat, hanya satu buah yang mempunyai nilai SWR lebih kecil dari 1,5. Walaupun pada awalnya nilai SWR sudah bagus, ketika konektor dipasang dan antenna sudah selesai, ternyata nilai SWR berubah menjadi buruk. 

Hingga laporan ini dibuat, desain antenna yang lebih mudah untuk frekuensi 915-923 MHz ternyata adalah jenis dipole. Shanti lebih berhasil dalam proses pembuatan antenna jenis ini. Shanti masih mencoba membuat beberapa buah antenna, dan akan mencoba jenis  lainnya.

Shanti sudah terbiasa membuat antenna jenis Slimjim untuk frekuensi VHF (sekitar 144 MHz) dan UHF (sekitar 400 MHz). Dari proses ini, Shanti masih harus belajar kembali tentang jenis antenna untuk frekuensi 915 – 923 MHz. Termasuk didalamnya adalah material dasar untuk antenna. Shanti menemukan bahwa penggunaan kabel tunggal berukuran 2,5mm dan kawat tembaga enamel berukuran 3mm menghasilkan kualitas antenna yang berbeda. Shanti akan mencoba penggunaan kawat tembaga yang dilapisi perak.

Shanti mencari antenna yang terbaik dan paling mudah digunakan karena perangkat LoRa ini hanya menghasilkan arus gelombang yang sangat kecil.

 


Mencoba LoRa dengan antena bawaab

Antena Jpole SWR <1,5

JPole dengan Paralon dan resin, SWR hancur

JPole dengan kaki kayu, SWR <1,5

Antena Dipole SWR <1,5

Antena Slimjim SWR<1,5