Senin, 07 September 2015

Biogas di desa Jelat, Ciamis

Salah satu warga desa Jelat menanyakan kemungkinan untuk membantu mereka menyelesaikan masalah tentang limbah pabrik tahu yang dibuang ke sungai.
Limbah ini menyebabkan masyarakat tidak bisa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk pengairan sawah, kolam ikan, dll.

Karena Yayasan Shanti belum berpengalaman di bidang limbah, Shanti mencoba mencari LSM yang bergerak dibidang solusi Limbah dan bertemu dengan Yayasan Rumah Energi. Yayasan Rumah Energi adalah LSM yang salah satu programnya adalah BIRU (Program Biogas Rumah).

Pada tanggal 25 Agustus 2015, dilakukan pertemuan antara Shanti, Yayasan rumah energi, para pengrajin tahu, dan perangkat Desa. Juga dilakukan kunjungan bersama ke beberapa pabrik tahu.

Beberapa kesepakatan dibentuk pada hari tersebut:
  1. Penanganan limbahnya dulu yaitu bagaimana air limbah bisa menjadi sebening mungkin dan bau tidak ada. Tentang penggunaan gas, bisa diberikan kepada lingkungan atau buat penerangan industri.
  2. Atas desakan masyarakat, pengrajin sudah siap dana untuk pembangunan pengolahan limbah, tinggal kapan dimulai waktunya.
  3. Karena subsidi dari BIRU hanya Rp.2.000.000,- maka sisanya sejumlah Rp.11.000.000 akan ditanggung pemilik industri dari total biaya pembangunan reaktor sejumlah Rp.13.000.000,-
  4. Hanya 1 pemilik industri yaitu pak Odo yang siap untuk pembangunan reaktor biogas, karena bu Tati keberatan atas biayanya.
  5. Bu Camat mencabut kembali kewajiban pak Odo untuk menyambung pipa paralon pembuangan air limbah sampai ke waduk, senilai Rp.35.000.000,-
Beberapa keterangan dan kondisi yang disampaikan BIRU apabila pengrajin dan aparat desa ingin dibangunkan reaktor oleh BIRU:
  1. Reaktor yang akan dibangun adalah skala rumah tangga dengan luas +12m3,  dengan kapasitas limah 300L/hr, kapasitas total bak 9600Lm dan kapasitas gas dalam kubah 2300m3.
  2. Reaktor yang dibuat tidak benar-benar 100% menyelesaikan masalah, jadi limbah tahu yang melalui proses baunya masih ada.
  3. Biogas yang dihasilkan limbah tahu tidak sebagus yang dihasilkan kotoran tataupun lampu, kompor akan diberikan gratis kepada pengrajin yang membangun reaktor sementara lampu biogas harus beli dan pesan harganya Rp.250.000,-, selain itu bisa untuk menyalakan genset tetapi genset harus dimodifikasi dahulu.
  4. Kekuatan bangunan reaktor adalah selama 20 tahun, perawatan akan dilakukan setahun sekali selama 2 tahun, pemilik reaktor dan pengrajin akan memberikan pelatihan gratis tentang cara pemeliharaan dan perawatan reaktor milik mereka, misalnya membersihkan pipa2 saluran dari sisa limbah, kalaupun ada kerusakan BIRU siap datang untuk membantu.
  5. Proses pengerjaan reaktor sbb:
  •  Pembuatan Layout lokasi terlebih dahulu
  • Penggalian (sudah termasuk biaya subsidi) 12m3 penggalian biasanya 4 hari.
  • Pembangunan reaktor selesai + 10 hari sesudah penggalian selesai.
  • Lama pembangunan reaktor kapasitas 12m3, + 2 minggu.
Ketika laporan ini ditulis, pekerjaaan sudah dilakukan, reaktor biogas hampir selesai.

Untuk tindakan selanjutnya, Shanti bersama yayasan rumah energy akan terus berkoordinasi sejak pembuatan layout reactor biogas hingga reactor tersebut selesai dan berfungsi. 1 buah Reaktor di tempat pak Odo akan menjadi proyek contoh bagi pemda setempat.

Informasi lebih lengkap tentang biogas dari limbah tahu dapat dilihat disini.

Salah satu pabrik tahu
Pertemuan di balai desa





Tidak ada komentar:

Posting Komentar