Sabtu, 03 November 2018

Bantuan ke Palu dan sekitarnya

Pada tanggal 18 – 24 Oktober 2018, Shanti berpartisipasi untuk penanggulangan bencana di kota Palu dan sekitarnya. Shanti membawa jerigen lipat berukuran 5 liter, Lifestraw community, filter RO beserta gensetnya, serta kebutuhan-kebutuhan lainnya. Fokus bantuan Shanti adalah membantu menyediakan air minum bagi yang membutuhkan, dan menyiapkan repeater VHF.

Ketika tiba di Palu, Shanti bergabung dan menjadi relawan Caritas setempat. Kota Palu sudah dibantu oleh banyak pihak dari banyak organisasi, sehingga Shanti mencoba menjangkau daerah-daerah yang masih memerlukan bantuan. Sesuai arahan dari tim Caritas, maka Shanti menjangkau dan membantu pengungsi kearah Selatan di kecamatan Kulawi di kabupaten Sigi. Perjalanan ditempuh sekitar 4-5 jam karena jalur sulit dijangkau. Harusnya daerah ini dijangkau dengankendaraan 4WD, tetapi Shanti masih bisa mencapai lokasi dengan kendaraan SUV biasa. Sebagian jalur kearah Kecamatan Kulawi, setelah gempa, menjadi rawan longsor (berwarna merah). Ketika kembali dari Kulawi dan sudah mencapai kota Palu, Shanti mendengat bahwa terjadi longsor pada jalan yang baru saja diliwati. Hingga Shanti kembali ke Jakarta, jalan tersebut masih belum bisa dilalui oleh kendaraan.
Jalur menuju Kulawi
Sesuai arahan Caritas, Shanti juga menjangkau kearah Utara, menjangkau dan membantu pengungsi di kecamatan Tompe, kabupaten Donggala. Jalur jalan masih baik walaupun dibeberapa tempat aspal pecah-pecah karena gempa, dan ada jembatan yang bergeser dari lokasi awalnya. Area ini masih dapat dijangkau dengan kendaraan biasa, tidak ditemukan kendala yang berarti. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam.Terlihat masih sedikit pihak LSM atau lainnya yang membantu daerah ini.

Dimasing-masing lokasi ketika Shanti berhenti, Shanti menghibahkan Lifestraw community, mengajarkan cara perawatannya, serta memberitahu kontak bila ada kesulitan dikemudian hari ataupun untuk  mendapatkan suku cadangnya.

Shanti kembali ke Jakarta pada tanggal 24 Oktober. Sisa-sisa barang hibah diserahkan kepada Caritas Setempat untuk diberikan kepada daerah – daerah lain yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD. Beberapa barang ditinggal di tempat penginapan, supaya bisa membantu dikemudian hari.Pihak distributor Lifestraw akan melakukan monitoring terhadap semua lifestraw yang sudah didistribusikan. Mereka berharap dapat digunakan untuk seterusnya.
Jalur menuju Tompe

Selama di Palu, tim Shanti sangat dibantu oleh keluarga dari salah satu pendiri Shanti. Keluarga tersebut sangat baik dan sangat membantu tim Shanti dalam banyak hal. Kami sangat berterima kasih atas semua kebaikannya, dan semoga kami bisa bertemu lagi dilain waktu tetapi bukan dalam situasi bencana. Shanti belajar banyak sekali dari pengalaman ini, pembelajaran ini akan sangat berguna bagi Shanti bila akan melakukan kegiatan yang sama di waktu yang akan datang.

Well Done guys. Tengkiu untuk semuanya. !! Semoga yang sudah dilakukan akan berguna bagi banyak orang.



Tim sedang di airport, akan berangkat dg perlengkapan

Tim baru tiba di Palu

Suasana di salah satu bagian kota Palu

Suasana di salah satu lokasi yang terkena Likuifaksi

Kondisi jembatan kuning yang terkenal di Palu

Suasana Jalan menuju Kulawi

Tim menjelaskan cara kerja alat di Kamp Boladangko

Ketika senggang, smua mengeringkan gigi dulu

Sebelum pulang dari Boladangko

Cara membuat saringan dari sabut kelapa dijelaskan ahlinya

Beda air hasil filter Lifestraw

Sebelum kembali dari desa Bolapappu

Tim menjelaskan alat di desa Oti

Mushola darurat di Desa Tompe

Penjelasan cara pakai alat di Desa Tompe

Diskusi dengan distributor Lifestraw

Penjelasan Lifestraw sebelum dihibahkan ke Caritas

Pelatihan cara pakai filter RO sebelum dihibahkan

1 buah Lifestraw akhirnya dipakai di dapur umum Caritas

Seorang ahli sedang mengisi jerigen lipat

Entah apa yang dibicarakan

Sebelum pulang dari caritas setelah hibah alat

Keluarga besar yang sangat baik dan sangat menolong tim kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar